Penanganan COVID-19 di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menunjukkan hasil yang baik sesuai asesmen Kementerian Kesehatan dan kini turun ke level 2 dengan indikator penanganan yang baik.
"Tentu ini kami syukuri bersama. Terima kasih kepada seluruh masyarakat Banyuwangi, tenaga kesehatan, forkopimda, ormas, parpol, relawan, dan sebagainya," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas usai menyambut kunjungan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Banyuwangi, Selasa.
Menurut Ipuk, nantinya akan ada penyesuaian dan terpenting pada intinya tidak lengah dan tetap disiplin protokol kesehatan karena menjadi kunci untuk menggerakkan ekonomi.
"Kami semua ingin ekonomi kembali bergerak, termasuk soal destinasi wisata. Akan kami rumuskan segera," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dr. Widji Lestariono mengatakan kasus aktif COVID-19 di Banyuwangi terus menunjukkan tren penurunan.
Pada 15 Agustus lalu terdapat 1.131 kasus aktif, lalu turun menjadi 501 kasus aktif pada 25 Agustus, dan tinggal 207 kasus pada 5 September 2021 lalu.
Di Banyuwangi, lanjut Ipuk, juga terus meningkatkan pengujian (testing) COVID-19 hingga ke level memadai. Katanya, dalam sepekan terakhir, 30 Agustus hingga 5 September 2021, pengetesan mencapai 17.507 orang.
"Angka testing ini lebih tinggi dari yang disyaratkan WHO. Kalau untuk ukuran Banyuwangi, standardnya minimal sekitar 1.750 per minggu, berkali-kali lipatnya. Pengetesan adalah salah satu kunci dari penanganan COVID-19 agar kita bisa segera mengetahui yang terpapar untuk segera dilakukan pengobatan yang tepat," kata Rio, sapaannya.
Kemampuan tes yang memadai diikuti dengan terus turunnya angka positivity rate atau rasio antara jumlah orang yang mendapat hasil positif lewat tes COVID-19 dengan total jumlah tes, yang sekaligus menunjukkan tingkat penularan.
Pada 5 September lalu, katanya, Kementerian Kesehatan menyebutkan positivity rate Banyuwangi sebesar 0,86 persen, jauh di bawah level yang ditoleransi WHO sebesar 5 persen.
"Artinya, sekadar contoh dari 200 orang yang diperiksa, maka sekitar 2 orang terpapar positif COVID-19," ujarnya.
Mengenai ketersediaan tempat tidur di rumah sakit penanganan COVID-19, menurut Rio, juga terus melandai.
"Pada 1 Agustus lalu mencapai 71 persen, trennya terus turun hingga per 4 september lalu hanya terisi 14 persen. Ini semua harus kita syukuri. Tapi tetap kita harus waspada. Tetap waspada, karena angka positif bisa tiba-tiba naik lagi kalau kita teledor lagi. India sekarang naik lagi karena munculnya berbagai kegiatan yang mengumpulkan masyarakat dalam jumlah besar," paparnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Tentu ini kami syukuri bersama. Terima kasih kepada seluruh masyarakat Banyuwangi, tenaga kesehatan, forkopimda, ormas, parpol, relawan, dan sebagainya," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas usai menyambut kunjungan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Banyuwangi, Selasa.
Menurut Ipuk, nantinya akan ada penyesuaian dan terpenting pada intinya tidak lengah dan tetap disiplin protokol kesehatan karena menjadi kunci untuk menggerakkan ekonomi.
"Kami semua ingin ekonomi kembali bergerak, termasuk soal destinasi wisata. Akan kami rumuskan segera," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dr. Widji Lestariono mengatakan kasus aktif COVID-19 di Banyuwangi terus menunjukkan tren penurunan.
Pada 15 Agustus lalu terdapat 1.131 kasus aktif, lalu turun menjadi 501 kasus aktif pada 25 Agustus, dan tinggal 207 kasus pada 5 September 2021 lalu.
Di Banyuwangi, lanjut Ipuk, juga terus meningkatkan pengujian (testing) COVID-19 hingga ke level memadai. Katanya, dalam sepekan terakhir, 30 Agustus hingga 5 September 2021, pengetesan mencapai 17.507 orang.
"Angka testing ini lebih tinggi dari yang disyaratkan WHO. Kalau untuk ukuran Banyuwangi, standardnya minimal sekitar 1.750 per minggu, berkali-kali lipatnya. Pengetesan adalah salah satu kunci dari penanganan COVID-19 agar kita bisa segera mengetahui yang terpapar untuk segera dilakukan pengobatan yang tepat," kata Rio, sapaannya.
Kemampuan tes yang memadai diikuti dengan terus turunnya angka positivity rate atau rasio antara jumlah orang yang mendapat hasil positif lewat tes COVID-19 dengan total jumlah tes, yang sekaligus menunjukkan tingkat penularan.
Pada 5 September lalu, katanya, Kementerian Kesehatan menyebutkan positivity rate Banyuwangi sebesar 0,86 persen, jauh di bawah level yang ditoleransi WHO sebesar 5 persen.
"Artinya, sekadar contoh dari 200 orang yang diperiksa, maka sekitar 2 orang terpapar positif COVID-19," ujarnya.
Mengenai ketersediaan tempat tidur di rumah sakit penanganan COVID-19, menurut Rio, juga terus melandai.
"Pada 1 Agustus lalu mencapai 71 persen, trennya terus turun hingga per 4 september lalu hanya terisi 14 persen. Ini semua harus kita syukuri. Tapi tetap kita harus waspada. Tetap waspada, karena angka positif bisa tiba-tiba naik lagi kalau kita teledor lagi. India sekarang naik lagi karena munculnya berbagai kegiatan yang mengumpulkan masyarakat dalam jumlah besar," paparnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021