SMKN 6 Surabaya memprioritaskan mata pelajaran esensial saat menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang telah dimulai sejak, Senin (30/8). 

"Dalam pelaksanaannya sekolah memprioritaskan praktik kejuruan dan beberapa mapel adaptif seperti matematika, fisika dan kimia," kata Kepala SMKN 6 Surabaya Bahrun, Selasa. 

Bahrun menjelaskan pelaksanaan PTM di sekolahnya dilandasi dari Nota Dinas Pendidikan Jatim, yakni SMA/SMK diizinkan untuk PTM dengan catatan guru dan tenaga pendidikan sudah divaksin.  

"Semua guru dan tenaga pendidikan di sekolah sudah vaksin dosis kedua. Untuk siswa hari ini (kemarin) 786 sudah divaksin. Sedangkan vaksin mandiri  sudah dilakukan 147 siswa," katanya.  

Dalam PTM ini fasilitas dan sarana prasarana protokol kesehatan sudah disiapkan. 

Adapun siswa yang hadir maksimal 50 persen dari 2.435 siswa. Setiap kelasnya terisi 18 siswa tiap tingkatan. Waktu pembelajaran pun maksimal 4 jam secara bergantian atau setiap minggu sekali siswa berkesempatan tatap muka selama dua kali.  

"Ini jika orang tua mengizinkan. Karena kalau hadir, siswa harus ada surat pernyataan sehat dari orang tua," katanya.  

Lebih lanjut, pada PTM terbatas ini, SMKN 6 fokus pada mapel praktik, pembekalan prakerin dan tugas akhir siswa untuk disampaikan ke siswa. 

Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga materi lain, seperti Matematika, Fisika dan Kimia yang tidak bisa diberikan lewat Youtube, akan disampaikan lewat PTM terbatas. 

"Seperti kelas 11 kita fokus di pembekalan prakerin, karenanya kita vaksinasi hari ini (kemarin) agar saat praktik magang nanti, bisa langsung kelapangan. Sebab vaksinasi ini jadi salah satu syarat yang diminta perusahaan saat prakerin saat ini," ujarnya.  

Sedangkan vaksinasi bagi kelas 10 dan 12, Bahrun mengatakan SMKN 6 masih menunggu stok vaksin dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 

"Sesuai keterangan Kepala Cabang Disdik Jatim Wilayah Surabaya, percepatan vaksinasi secara masif akan dilakukan pada bulan September mendatang," ujarnya. (*) 
 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021