Kalangan guru di bawah organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Timur menyerukan segera dilakukan sekolah tatap muka, yang tentunya diawali dengan tahap uji coba.

Ketua PGRI Jatim Teguh Sumarno menilai kualitas siswa dari sisi prestasi akademik menurun akibat keterbatasan proses belajar mengajar secara daring di masa pandemi virus corona atau COVID-19), yang telah melanda selama hampir dua tahun terakhir. 

"Apalagi Pak Menteri kini sudah menghapus Ujian Nasional.  Selanjutnya sebagai standar kelulusan siswa akan dilakukan asesmen nasional. Maka kegiatan belajar mengajar tatap muka menjadi persiapan yang harus kita awali. Tanpa itu, kognitif, afektif dan karakter siswa sangat tidak bisa diukur kalau sekolah tatap muka tidak diawali mulai sekarang," katanya saat dikonfirmasi di Surabaya, Jumat.

Pada 23 Agustus lalu, Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 35 Tahun 2021 telah mengizinkan sekolah tatap muka di wilayah Jawa - Bali. 

Di antaranya mengatur untuk daerah-daerah kabupaten/ kota, di Jawa Timur khususnya, yang mayoritas kini telah berstatus level 3 COVID-19, diperbolehkan menggelar sekolah tatap muka dengan kapasitas 50 persen dari keseluruhan jumlah siswa.

Atas dasar itulah PGRI Jatim mengimbau sekolah harus memulai tahap uji coba kegiatan belajar-mengajar tatap muka. 

Terlebih, Teguh menandaskan, pemerintah telah mewajibkan program vaksinasi COVID-19 bagi anak usia 12 hingga 17 tahun, atau setara dengan siswa SMP, MTS, SMA, SMK dan MA. 

"Selama sepekan terakhir, PGRI Jatim telah mengawalinya dari sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan kami, meski masih dalam tahap uji coba," ujarnya. 

Salah satunya, uji coba kegiatan belajar mengajar tatap muka hari ini digelar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI 1 Surabaya.

Kepala SMK PGRI 1 Surabaya Dwitanti Nuzululliana mengungkapkan Inmendagri 35/ 2021 memperbolehkan  sekolah tatap muka untuk status daerah level 3 di Kota Surabaya dengan kuota 50 persen dari keseluruhan jumlah siswa. 

"Karena masih uji coba, kami masih mengurangi lagi, tidak 50 persen. Kita ada 27 rombongan belajar atau rombel.  Saat ini kami tampilkan dulu yang tatap muka lima kelas. Itupun separuh-separuh jumlah siswanya karena masih dalam tahap uji coba," katanya. 

Kepala sekolah yang akrap disapa Tanti itu menjelaskan, bagi siswa vokasi di berbagai bidang jurusan, seperti di SMK PGRI 1 Surabaya, yang ketika lulus nanti dipersiapkan untuk langsung terjun bekerja di industri, hanya mendapatkan materi pelajaran teori selama sekolah daring yang berlangsung selama hampir dua tahun terakhir. 

"Maka dalam kesempatan sekolah tatap muka yang sudah mulai diujicobakan, siswa kami langsung menerapkan teori yang telah didapat ke dalam praktik untuk mengasah keterampilan sesuai dengan keahlian di bidang jurusannya masing-masing," ucapnya. 
 

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021