Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengapresiasi Gerakan Santri Langgar Kulon (GSLK) yang memberikan bantuan untuk warga yang saat ini sedang melakukan isolasi terpusat di bekas gedung Balai Latihan Kerja (BLK) dengan memberikan ramuan jamu.
"Alhamdulillah dari GSLK memberikan bantuan yang diserahkan langsung ke BLK. Saya mengapresiasi karena GSLK juga mau melatih dan berbagi resep ramuannya kepada masyarakat dan harapan saya ini bisa bermanfaat," kata Wali Kota di Kediri, Jumat.
Dalam kegiatan itu, ada 50 gelas ramuan jamu Wedang Nglaban yang diberikan untuk 30 pasien positif COVID-19 yang masih dirawat di bekas gedung BLK Kota Kediri tersebut.
Pembina GSLK Gus Mamik mengatakan pemberian bantuan ini didasari karena rasa kepedulian dan keprihatinan atas banyaknya warga yang terpapar COVID-19. Pihaknya juga siap membagikan resep ke masyarakat agar mereka bisa membuat sendiri.
"Ini support agar teman-teman yang menjalani isolasi tetap semangat. Ini bisa meningkatkan imun karena kami prihatin melihat banyaknya kasus positif COVID-19. Nah kami mencoba resep ini ternyata membantu dan dari saudara-saudara kita yang positif katanya juga ada perubahan," kata Gus Mamik.
Munasir Huda, salah seorang santri mengatakan pembuatan Wedang Nglaban ini mudah. Bahan dasarnya adalah empon-empon seperti jahe, kencur, kapulaga serta daun-daun herbal di antaranya daun mulwo, daun jambu air dan daun pandan.
Untuk cara pembuatannya siapkan air mendidih, daun-daunan kemudian direbus. Selanjutnya, untuk bahan-bahan lain diblender kemudian dimasukkan dan diberi tambahan gula aren untuk pengganti kalori. Gula aren dipakai karena mudah diserap oleh tubuh.
"Untuk kali ini kita tidak pakai gula aren supaya lebih awet. Prosesnya memakan waktu satu jam. Bahan-bahan alami yang ada di sekitar kita bisa menjadi peningkat imun. Semoga saudara-saudara kita yang isolasi bisa segera sembuh dan semangat lagi menjalani aktifitas," kata Munasir Huda.
Ia pun menambahkan selain dikirim ke ruang isolasi terpusat, pihaknya juga membagikan ramuan sejenis ke masyarakat lainnya di Kota Kediri. Dengan itu, diharapkan semakin banyak masyarakat yang sembuh dari COVID-19. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Alhamdulillah dari GSLK memberikan bantuan yang diserahkan langsung ke BLK. Saya mengapresiasi karena GSLK juga mau melatih dan berbagi resep ramuannya kepada masyarakat dan harapan saya ini bisa bermanfaat," kata Wali Kota di Kediri, Jumat.
Dalam kegiatan itu, ada 50 gelas ramuan jamu Wedang Nglaban yang diberikan untuk 30 pasien positif COVID-19 yang masih dirawat di bekas gedung BLK Kota Kediri tersebut.
Pembina GSLK Gus Mamik mengatakan pemberian bantuan ini didasari karena rasa kepedulian dan keprihatinan atas banyaknya warga yang terpapar COVID-19. Pihaknya juga siap membagikan resep ke masyarakat agar mereka bisa membuat sendiri.
"Ini support agar teman-teman yang menjalani isolasi tetap semangat. Ini bisa meningkatkan imun karena kami prihatin melihat banyaknya kasus positif COVID-19. Nah kami mencoba resep ini ternyata membantu dan dari saudara-saudara kita yang positif katanya juga ada perubahan," kata Gus Mamik.
Munasir Huda, salah seorang santri mengatakan pembuatan Wedang Nglaban ini mudah. Bahan dasarnya adalah empon-empon seperti jahe, kencur, kapulaga serta daun-daun herbal di antaranya daun mulwo, daun jambu air dan daun pandan.
Untuk cara pembuatannya siapkan air mendidih, daun-daunan kemudian direbus. Selanjutnya, untuk bahan-bahan lain diblender kemudian dimasukkan dan diberi tambahan gula aren untuk pengganti kalori. Gula aren dipakai karena mudah diserap oleh tubuh.
"Untuk kali ini kita tidak pakai gula aren supaya lebih awet. Prosesnya memakan waktu satu jam. Bahan-bahan alami yang ada di sekitar kita bisa menjadi peningkat imun. Semoga saudara-saudara kita yang isolasi bisa segera sembuh dan semangat lagi menjalani aktifitas," kata Munasir Huda.
Ia pun menambahkan selain dikirim ke ruang isolasi terpusat, pihaknya juga membagikan ramuan sejenis ke masyarakat lainnya di Kota Kediri. Dengan itu, diharapkan semakin banyak masyarakat yang sembuh dari COVID-19. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021