Legislator meminta pembagian paket sembako bantuan dari stakeholder kepada warga terdampak COVID-19 serentak di 31 kecamatan Kota Surabaya, Jatim, sejak Rabu (18/8) hingga Jumat ini, tepat sasaran.
"Keterlibatan seluruh pihak dalam kegiatan pembagian sembako ini bagus. Tapi perlu dingat agar pembagian ini tepat sasaran," kata Sekretaris Ketua Komisi A DPRD Surabaya Budi Leksono di Surabaya, Jumat.
Menurut dia, dampak dari pandemi ini membuat sebagian warga di Surabaya yang semula mampu secara ekonomi namun menjadi miskin mendadak. Hal ini, lanjut dia, lantaran dikarenakan beberapa faktor seperti halnya usahanya gulung tikar, dirumahkan oleh tempatnya bekerja, dipecat dari pekerjaannya dan lainnya.
Untuk itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya pada saat melakukan pendataan warga penerima MBR harus teliti dan cermat dengan meminta masukan atau pendapat dari berbagai pihak seperti pengurus RT/RW, tokoh masyarakat atau warga sekitar.
"Masukan warga tersebut penting agar pembagian sembako tepat kepada warga yang benar-benar membutuhkan," ujarnya.
Budi Leksono sendiri telah mengawal pembagian sembako bersama camat dan muspika di kawasan Krembangan pada Kamis (19/8). Budi berharap bantuan tersebut bisa meringankan beban warga di saat pandemi COVID-19 seperti saat ini.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya secara simbolis memberangkatkan pembagian bantuan 10 ribu sembako secara virtual dari halaman Balai Kota Surabaya pada Rabu (18/8). Menurut Eri, pembangian sembako tersebut akan dilakukan secara bertahap di 31 kecamatan di Kota Surabaya.
Sedangkan untuk sasaran penerimanya terdiri dari tukang becak, tambal ban, anak yatim piatu korban COVID-19, hingga petugas gerobak sampah.
Selain itu, Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tercatat belum pernah menerima bantuan sosial apapun dari Kementerian Sosial (Kemensos), baik itu berupa Bantuan Sosial Tunai (BST), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program Keluarga Harapan (PKH) maupun sembako dari pemerintah pusat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Keterlibatan seluruh pihak dalam kegiatan pembagian sembako ini bagus. Tapi perlu dingat agar pembagian ini tepat sasaran," kata Sekretaris Ketua Komisi A DPRD Surabaya Budi Leksono di Surabaya, Jumat.
Menurut dia, dampak dari pandemi ini membuat sebagian warga di Surabaya yang semula mampu secara ekonomi namun menjadi miskin mendadak. Hal ini, lanjut dia, lantaran dikarenakan beberapa faktor seperti halnya usahanya gulung tikar, dirumahkan oleh tempatnya bekerja, dipecat dari pekerjaannya dan lainnya.
Untuk itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya pada saat melakukan pendataan warga penerima MBR harus teliti dan cermat dengan meminta masukan atau pendapat dari berbagai pihak seperti pengurus RT/RW, tokoh masyarakat atau warga sekitar.
"Masukan warga tersebut penting agar pembagian sembako tepat kepada warga yang benar-benar membutuhkan," ujarnya.
Budi Leksono sendiri telah mengawal pembagian sembako bersama camat dan muspika di kawasan Krembangan pada Kamis (19/8). Budi berharap bantuan tersebut bisa meringankan beban warga di saat pandemi COVID-19 seperti saat ini.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya secara simbolis memberangkatkan pembagian bantuan 10 ribu sembako secara virtual dari halaman Balai Kota Surabaya pada Rabu (18/8). Menurut Eri, pembangian sembako tersebut akan dilakukan secara bertahap di 31 kecamatan di Kota Surabaya.
Sedangkan untuk sasaran penerimanya terdiri dari tukang becak, tambal ban, anak yatim piatu korban COVID-19, hingga petugas gerobak sampah.
Selain itu, Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tercatat belum pernah menerima bantuan sosial apapun dari Kementerian Sosial (Kemensos), baik itu berupa Bantuan Sosial Tunai (BST), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program Keluarga Harapan (PKH) maupun sembako dari pemerintah pusat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021