Para santri yang tergabung dalam Gerakan Santri Langgar Kulon (GSLK) di Kediri, Jawa Timur, menyiapkan dan membagikan Wedang Nglaban kepada warga yang terpapar COVID-19 untuk membantu pemulihan mereka.

"Kurang lebih tiga bulan yang lalu kami datang ke salah satu daerah di Kabupaten Jombang karena di sana warga yang terpapar COVID-19 kok sedikit dan akhirnya kami diberi resep wedang ini," kata Koordinator GSLK Kediri Gus Zainal Hamami di Kediri, Sabtu.

GSLK Kediri bersama Relawan Tagana Kabupaten Jombang kemudian membuat ramuan jamu tersebut dengan melibatkan para santri Kiai Haji Moch Douglas Toha Yahya atau Gus Lik, pengasuh Pondok Assa'idiyyah di Kelurahan Jamsaren, Kota Kediri.

Jamu tersebut selanjutnya dibagikan kepada penderita COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri di sekitar lingkungan pondok pesantren. Setiap penderita infeksi virus corona yang menjalani isolasi mandiri diberi Wedang Nglaban sebanyak 1,5 liter.

Mbah Mamik, sapaan akrab Gus Zainal Hamami, mengemukakan bahwa penderita COVID-19 yang mengonsumsi jamu tersebut mengaku mengalami perbaikan kondisi beberapa hari setelah minum jamu secara teratur.

"Mereka bilang kalau badannya jadi lebih enak digerakkan, makan juga lahap. Namun, kalau diminum bagi orang yang tidak terpapar atau sehat-sehat saja, ya layaknya minum jamu pada umumnya, ada rasa hangat. Itu uniknya," kata Mbah Mamik.

Selain di Kota Kediri, GSLK Kediri juga membagikan ilmu meracik jamu Wedang Nglaban kepada warga Desa Joho, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.

Menurut Mbah Mamik, satu liter Wedang Nglaban dibuat dari rebusan 20 lembar daun buah srikaya, dua lembar daun jambu air, satu lembar daun pandan, jahe emprit dan kencur masing-masing 15 gram, lima butir kapulaga, dan gula aren secukupnya.

"Wedang ini menggunakan gula aren karena gula ini bersifat netral, tidak ada campuran bahan lain, dan tingkat keasaman tidak tinggi," kata Mbah Mamik. (*)


 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021