Kepala Cabang Bulog Wilayah Surabaya Utara Nur Juliansyah memastikan beras untuk program bantuan sosial yang keluar dari gudang Bulog dalam kondisi bagus, namun pihaknya masih melakukan investigasi terkait laporan beras bansos menggumpal dan beraroma busuk.

"Kami punya sistem quality control pada setiap beras yang didistribusikan kepada masyarakat. Apalagi ini bansos untuk masyarakat kurang mampu, kami pasti berikan yang terbaik," kata Nur Juliansyah kepada wartawan di Surabaya, Jumat.

Sebelumnya, ditemukan paket beras bantuan sosial di Desa Kedungrejo Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, menggumpal dan beraroma busuk.

Nur Juliansyah mengatakan tim internal Bulog masih melakukan investigasi untuk mengetahui secara pasti penyebab beras bansos yang sampai menjadi busuk dan beraroma busuk.

Beras tersebut didistribusikan Bulog kepada pihak kelurahan pada tanggal 2 Agustus 2021, lalu disimpan di dalam gudang penyimpanan sementara. Kemudian tanggal 9 Agustus 2021 atau 7 hari kemudian, Bulog menerima laporan temuan beras busuk dari pendamping program.

Ia mengatakan Bulog telah mengganti beras itu ketika dikabarkan rusak atau tidak layak konsumsi. "Saat itu pula sudah kami ganti dengan beras yang baru," ujarnya.

Ia menduga beras rusak karena terkena air hujan saat pembongkaran dan dikirim ke warga, sehingga beras dalam karung menggumpal dan warnanya menguning.

Sebelumnya, ada temuan beras bansos untuk warga penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Sosial Tunai di Sidoarjo kondisinya menggumpal dan beraroma busuk.

Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak yang juga Ketua Rumpun Bansos Satgas Penanganan COVID-19 Jatim sudah menerima laporan tersebut beberapa hari lalu dan sudah mengkoordinasikan dengan pihak Bulog.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021