Tiga pemerintah daerah di Surabaya Raya, yakni Kota Surabaya, Kabupaten Gresik dan Sidoarjo siap menggelar serbuan vaksin bersama dengan saling menempatkan tenaga kesehatan secara bergantian di masing-masing kota.
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani di Gresik, Jumat mengatakan fokus penyerbuan vaksin pertama ada di Kota Surabaya, nakes dari Gresik dan Sidoarjo untuk membantu melakukan vaksinasi massal masyarakat setempat.
Kemudian, kata Gus Yani, panggilan akrab Fandi Akhmad Yani, penyerbuan kedua dilanjutkan ke Kabupaten Gresik untuk melakukan hal serupa, sehingga pelaksanaan vaksinasi bisa berjalan maksimal.
"Kami sudah ada kesepakatan bersama dengan Pemkot Surabaya dan Pemkab Sidoarjo melakukan serbuan vaksinasi ini. Dan semua nakes dari Gresik akan ditempatkan di Surabaya," kata Gus Yani, yang ditemui saat menerima donasi COVID-19 dari Petro Oxo Nusantara ke Pemkab Gresik.
Untuk serbuan vaksinasi terakhir, kata Gus Yani, dilakukan di Kabupaten Sidoarjo, dan nakes dari Surabaya serta Gresik akan bersama-sama membantu wilayah itu melakukan vaksinasi massal masyarakat setempat.
Gus Yani berharap upaya kerja sama tiga pemerintah daerah di Surabaya Raya akan mempercepat terjadinya kekebalan komunal di wilayah Surabaya dan sekitarnya, sesuai target pemerintah pusat yakni mencapai 70 persen pada akhir 2021.
"Kami harapkan kekebalan komunal masyarakat Surabaya Raya bisa mencapai 70 persen pada akhir tahun 2021, sesuai target pemerintah pusat," katanya.
Terkait kapan mulainya pelaksanaan serbuan vaksinasi, Gus Yani mengaku masih menunggu droping vaksin dari pemerintah pusat, dan diperkirakan pada akhir Agustus 2021 sampai September 2021.
"Untuk saat ini vaksin di Gresik sudah habis, hanya tinggal dosis kedua. Nanti, ketika tiba vaksin secara besar-besaran baru program serbuan vaksinasi Surabaya Raya kami lakukan bersama," katanya.
Sementara itu, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di sejumlah rumah sakit Kabupaten Gresik saat ini telah mengalami penurunan sampai 35,98 persen.
Sebelumnya, BOR di sejumlah di RS rujukan COVID-19 Gresik mencapai 86 persen, kemudian turun menjadi rata-rata 68 persen, dan saat ini 35,98 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani di Gresik, Jumat mengatakan fokus penyerbuan vaksin pertama ada di Kota Surabaya, nakes dari Gresik dan Sidoarjo untuk membantu melakukan vaksinasi massal masyarakat setempat.
Kemudian, kata Gus Yani, panggilan akrab Fandi Akhmad Yani, penyerbuan kedua dilanjutkan ke Kabupaten Gresik untuk melakukan hal serupa, sehingga pelaksanaan vaksinasi bisa berjalan maksimal.
"Kami sudah ada kesepakatan bersama dengan Pemkot Surabaya dan Pemkab Sidoarjo melakukan serbuan vaksinasi ini. Dan semua nakes dari Gresik akan ditempatkan di Surabaya," kata Gus Yani, yang ditemui saat menerima donasi COVID-19 dari Petro Oxo Nusantara ke Pemkab Gresik.
Untuk serbuan vaksinasi terakhir, kata Gus Yani, dilakukan di Kabupaten Sidoarjo, dan nakes dari Surabaya serta Gresik akan bersama-sama membantu wilayah itu melakukan vaksinasi massal masyarakat setempat.
Gus Yani berharap upaya kerja sama tiga pemerintah daerah di Surabaya Raya akan mempercepat terjadinya kekebalan komunal di wilayah Surabaya dan sekitarnya, sesuai target pemerintah pusat yakni mencapai 70 persen pada akhir 2021.
"Kami harapkan kekebalan komunal masyarakat Surabaya Raya bisa mencapai 70 persen pada akhir tahun 2021, sesuai target pemerintah pusat," katanya.
Terkait kapan mulainya pelaksanaan serbuan vaksinasi, Gus Yani mengaku masih menunggu droping vaksin dari pemerintah pusat, dan diperkirakan pada akhir Agustus 2021 sampai September 2021.
"Untuk saat ini vaksin di Gresik sudah habis, hanya tinggal dosis kedua. Nanti, ketika tiba vaksin secara besar-besaran baru program serbuan vaksinasi Surabaya Raya kami lakukan bersama," katanya.
Sementara itu, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di sejumlah rumah sakit Kabupaten Gresik saat ini telah mengalami penurunan sampai 35,98 persen.
Sebelumnya, BOR di sejumlah di RS rujukan COVID-19 Gresik mencapai 86 persen, kemudian turun menjadi rata-rata 68 persen, dan saat ini 35,98 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021