Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengundang seorang peneliti pengembang vaksin AstraZeneca asal Indonesia yakni Indra Rudiansyah pada puncak peringatan hari ulang tahun (harlah) ke-8 pada 28 Agustus mendatang.

"Kami sudah meluncurkan undangan ke yang bersangkutan dan sudah menyanggupinya untuk hadir memberikan orasi ilmiah, meski secara virtual pada acara puncak harlah," Rektor Unusa Prof. Achmad Jazidie melalui keterangannya di Surabaya, Rabu.

"Kami mengundangnya selain karena saat ini semua dunia sedang membutuhkan vaksin, juga karena tema harlah yang kami ambil tahun ini adalah Vaksin: Daulat Kesehatan dan Potensi Pengembangannya di Indonesia. Tema ini pula yang akan menjadi judul orasi ilmiahnya," ujarnya, menambahkan.

Indra Rudiansyah yang kini sedang menyelesaikan program doktoralnya di Universitas Oxford, Inggris, tergabung dalam tim Jenner Institute pimpinan Prof. Sarah Gilbert sejak 20 Januari 2020. Tim tersebut dan Oxford Vaccine Group bekerja sama menguji coba vaksin virus corona di Pusat Vaksin Oxford.

"Bangsa ini tentu harus bangga ada putra terbaiknya yang bisa tergabung dalam tim untuk uji klinis vaksin COVID-19, meskipun bukan sebagai penelitian utama. Kami berharap dia bisa menceritrakan pengalamannya selama dalam tim tersebut dalam orasi ilmiahnya," katanya.

Indra yang merupakan mahasiswa penerima beasiswa LPDP, bergabung dengan tim tersebut ketika COVID-19 mengalami eskalasi menjadi pandemi. Semua aktivitas di kampus ditutup kecuali untuk bidang yang terkait COVID-19.

Saat itu, laboratorium kekurangan orang, padahal penelitian tentang COVID-19 membutuhkan banyak sumber daya manusia. Di saat itulah, project leader-nya membuka pintu bagi siapapun yang ingin bergabung dan Indra Rudiansyah masuk ke tim untuk membantu uji klinis.

Di tim tersebut, Indra bertugas menguji antibody response dari para relawan yang sudah divaksinasi. Sebelumnya, Indra sudah punya pengalaman terlibat dalam pengembangan vaksin rotavirus dan novel polio di Biofarma setelah lulus dari Institut Teknologi Bogor (ITB).

Mahasiswa doktoral Clinical Medicine di Universitas Oxford itu mengungkapkan sebenarnya penelitian utama untuk tesis yang akan diambil adalah vaksin malaria. Namun, keikutsertaannya di tim Jenner Institute merupakan real case dari penelitian vaksin untuk menyelamatkan banyak orang.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021