Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto memastikan bahwa penerapan aplikasi Silacak (sistem informasi pelacakan) di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, bisa dilakukan dengan optimal, demi menemukan dan menekan penyebaran COVID-19.
"Kami melakukan pengecekan secara random terkait kemampuan mereka dalam mengoperasionalkan aplikasi Silacak. Karena dalam penanganan COVID-19 saat ini mereka diterjunkan sebagai petugas tracer di lapangan," kata Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto dalam rilis yang diterima, Rabu.
Pangdam saat berkunjung ke Nganjuk tersebut juga menekankan agar semua yang pihak sebagai tim bisa mengaplikasikannya dengan baik aplikasi itu. Dengan itu, diharapkan testing, tracing dan treatment COVID-19 bisa dilakukan dengan optimal.
"Semua harus bisa," tegas dia.
Lebih lanjut, Pangdam juga menekankan pentingnya sinergisitas antara Babinsa, Bhabinkamtibmas, lurah dan bidan desa yang sering disebut sebagai empat pilar posko PPKM dalam penanganan COVID-19. Mereka adalah ujung tombak dalam menangani COVID-19 ini.
"Diharapkan mereka mampu menjadi ujung tombak dalam penanganan COVID-19. Jadi jika ada yang positif di desa atau kecamatan, maka ke-4 pilar itu wajib melakukan tracing, minimal 15 orang yang kontak erat," ujar dia
Pangdam juga berharap dengan kemampuan mereka dalam mengoperasionalkan aplikasi Silacak, maka penanganan COVID-19 akan semakin baik.
Di Kabupaten Nganjuk, hingga Selasa (10/8) terdapat 10.810 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19. Ada 8.707 orang telah sembuh dan 572 orang telah meninggal dunia.
Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama Kabaharkam Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto melakukan pengecekan tiga Puskesmas di Jatim, Minggu (1/8). Tiga Puskesmas yang dipantau yakni Puskesmas Gayaman Mojokerto, Puskesmas Sukomoro Nganjuk, Puskesmas Balerejo Madiun.
Mereka ingin memastikan langsung pelaksanaan 3T yakni testing, tracing dan treatment, serta penerapan aplikasi Silacak dan aplikasi inaRISK oleh TNI Polri dalam rangka penanganan COVID-19 di Jatim.
Aplikasi Silacak adalah Sistem Informasi Pelacakan bagi tracer COVID-19 guna mendukung kegiatan testing, tracing, dan treatment. Aplikasi pintar ini digunakan untuk memudahkan penanganan COVID-19 oleh petugas tracer.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara itu juga berpesan kepada Babinsa atau Bhabinkamtibmas untuk peka terhadap perkembangan IT dan dapat mengoperasionalkannya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Kami melakukan pengecekan secara random terkait kemampuan mereka dalam mengoperasionalkan aplikasi Silacak. Karena dalam penanganan COVID-19 saat ini mereka diterjunkan sebagai petugas tracer di lapangan," kata Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto dalam rilis yang diterima, Rabu.
Pangdam saat berkunjung ke Nganjuk tersebut juga menekankan agar semua yang pihak sebagai tim bisa mengaplikasikannya dengan baik aplikasi itu. Dengan itu, diharapkan testing, tracing dan treatment COVID-19 bisa dilakukan dengan optimal.
"Semua harus bisa," tegas dia.
Lebih lanjut, Pangdam juga menekankan pentingnya sinergisitas antara Babinsa, Bhabinkamtibmas, lurah dan bidan desa yang sering disebut sebagai empat pilar posko PPKM dalam penanganan COVID-19. Mereka adalah ujung tombak dalam menangani COVID-19 ini.
"Diharapkan mereka mampu menjadi ujung tombak dalam penanganan COVID-19. Jadi jika ada yang positif di desa atau kecamatan, maka ke-4 pilar itu wajib melakukan tracing, minimal 15 orang yang kontak erat," ujar dia
Pangdam juga berharap dengan kemampuan mereka dalam mengoperasionalkan aplikasi Silacak, maka penanganan COVID-19 akan semakin baik.
Di Kabupaten Nganjuk, hingga Selasa (10/8) terdapat 10.810 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19. Ada 8.707 orang telah sembuh dan 572 orang telah meninggal dunia.
Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama Kabaharkam Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto melakukan pengecekan tiga Puskesmas di Jatim, Minggu (1/8). Tiga Puskesmas yang dipantau yakni Puskesmas Gayaman Mojokerto, Puskesmas Sukomoro Nganjuk, Puskesmas Balerejo Madiun.
Mereka ingin memastikan langsung pelaksanaan 3T yakni testing, tracing dan treatment, serta penerapan aplikasi Silacak dan aplikasi inaRISK oleh TNI Polri dalam rangka penanganan COVID-19 di Jatim.
Aplikasi Silacak adalah Sistem Informasi Pelacakan bagi tracer COVID-19 guna mendukung kegiatan testing, tracing, dan treatment. Aplikasi pintar ini digunakan untuk memudahkan penanganan COVID-19 oleh petugas tracer.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara itu juga berpesan kepada Babinsa atau Bhabinkamtibmas untuk peka terhadap perkembangan IT dan dapat mengoperasionalkannya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021