Satgas COVID-19 di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, kini fokus pada pelacakan kepada orang tanpa gejala, supaya penyebaran COVOD-19 di daerah itu segera selesai tertangani.

Ketua Satgas COVID-19 Kabupaten Mojokerto Ikfina Fahmawati dalam keterangan tertulis di Mojokerto, Minggu mengatakan pihaknya telah melakukan pelacakan kepada 11 warga Kejambon, Kecamatan Gondang, yang tercatat kontak erat dengan warga positif COVID-19.

"Kenapa kekebalan komunal tidak bisa langsung tercapai? Karena virus COVID-19 ini bermutasi. Vaksinasi di kabupaten belum sampai 25 persen, maka yang diandalkan saat ini adalah pelacakan," kata Bupati Mojokerto ini.

Harapannya, kata dia, agar kasus positif COVID-19 pada OTG bisa terjaring sebanyak-banyaknya, setidaknya, apabila seseorang menolak isolasi, mereka sudah tahu kalau dirinya positif, sehingga bisa membatasi diri dalam berinteraksi.

"Meski satu daerah rendah angka kasus COVID-nya, pelacakan harus dipastikan berjalan baik," katanya.

Ia mengatakan, saat melakukan pelacakan, pihaknya bersinergi dengan babinsa, babinkamtibmas, bidan desa, juga perangkat desa.

"Dari yang dites, ternyata pernah mengalami positif dan sudah sembuh. Kami juga dapati satu orang yang aktif, dan ini kami tindaklanjuti dengan isolasi serta penanganan dari puskesmas," ujarnya.

Dalam catatan update COVID-19 di Kabupaten Mojokerto terkini, lanjut dia, Kecamatan Gondang adalah yang paling rendah tingkat positifnya, yakni 18 orang positif. Hal itu sangat beda dengan daerah lain yang mobilitas masyarakatnya tergolong tinggi.

"Daerah lain itu, antara lain Ngoro 78 pasien, Pungging 97 dan Mojosari 74 pasien. Begitu juga daerah yang dekat dengan kota, misalnya Kecamatan Sooko dan Jetis, dengan masing-masing 84 pasien," katanya.

Menurutnya, pelacakan adalah agenda utama tim Satgas COVID-19 Kabupaten Mojokertp, di samping terus melakukan vaksinasi. Fokus pelacakan juga telah sesuai arahan dari Koordinator PPKM Jawa Bali yang juga Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, sebagai kunci kendali penanganan COVID-19 saat ini.

Bupati juga meminta agar masyarakat tidak beranggapan apabila semua warga pada satu wilayah sudah divaksin seluruhnya, akan otomatis terbentuk kekebalan komunal. Hal tersebut harus dipahami bersama, sebab menjaga protokol kesehatan dan tetap melakukan pelacakan adalah langkah paling tepat untuk mengendalikan penyakit itu.

Bupati mencontohkan Inggris yang sudah berhasil melakukan vaksinasi 70 persen kepada warganya, namun pada gelombang kedua COVID-19 ini angkanya tercatat naik lagi.

"Kabar baiknya, bagi yang sudah divaksin, namun kembali positif, gejala yang dirasakan hanya dalam taraf sedang hingga ringan saja," katanya. (*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021