Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti berharap anak-anak muda lebih mendapat ruang berkreasi sehingga membuat tindakan dan semangatnya menjadi sesuatu yang positif.
"Ada saatnya kita harus melihat dari sisi semangat dan potensi anak-anak muda itu, bukan dari selalu soal kenakalannya," ujarnya di sela masa reses di Surabaya, Jumat.
Ia menyatakan itu karena ada fenomena perkelahian antar anak muda berupa tarung bebas jalanan di Makassar, Sulawesi Selatan, yang dia kategorikan sebagai tindakan tak terpuji, mengganggu ketertiban umum, dan berimplikasi hukum.
Sebenarnya, kata LaNyalla, anak-anak muda memiliki energi besar dan berbagai macam potensi, namun seringkali keadaan lingkungan keluarga dan sosialnya kurang mendukung.
"Atau mungkin juga minimnya fasilitas untuk menyalurkan bakat dan minat, makanya menjadi salah jalan," ucap senator asal daerah pemilihan Jatim tersebut.
Ia juga meminta pemerintah daerah menangkap fenomena ini dengan baik sehingga semangat serta minat anak-anak muda diberikan wadah tepat serta positif.
"Selanjutnya jalankan program-program pembinaan dan lain-lain, siapa tahu nanti bisa membuahkan prestasi," kata mantan Ketua Kadin Jatim tersebut.
LaNyalla menambahkan, dalam menjalankan upaya tersebut maka perlu sinergitas beberapa elemen masyarakat, baik orang tua, sekolah, aparat kepolisian serta organisasi terkait agar para remaja memiliki ruang berekspresi wajar dan etis.
Sedangkan, terkait proses hukum dari kepolisian ia mendukung langkah tersebut, namun yang lebih utama adalah pendalaman kepada penyelenggara, bukan pada petarungnya.
"Karena ini ada yang mengatur jadwal pertandingan dan penjualan tiket menonton. Itu yang perlu diungkap dan ditelusuri motifnya karena memancing remaja lain untuk datang, berkumpul dan melakukan kegiatan yang dapat membahayakan fisik," tutur dia.
Seperti diketahui, delapan anak muda berusia rata-rata di bawah 20 tahun terlibat pertarungan bebas jalanan di Makassar layaknya pertarungan Ultimate Fighting Championship. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Ada saatnya kita harus melihat dari sisi semangat dan potensi anak-anak muda itu, bukan dari selalu soal kenakalannya," ujarnya di sela masa reses di Surabaya, Jumat.
Ia menyatakan itu karena ada fenomena perkelahian antar anak muda berupa tarung bebas jalanan di Makassar, Sulawesi Selatan, yang dia kategorikan sebagai tindakan tak terpuji, mengganggu ketertiban umum, dan berimplikasi hukum.
Sebenarnya, kata LaNyalla, anak-anak muda memiliki energi besar dan berbagai macam potensi, namun seringkali keadaan lingkungan keluarga dan sosialnya kurang mendukung.
"Atau mungkin juga minimnya fasilitas untuk menyalurkan bakat dan minat, makanya menjadi salah jalan," ucap senator asal daerah pemilihan Jatim tersebut.
Ia juga meminta pemerintah daerah menangkap fenomena ini dengan baik sehingga semangat serta minat anak-anak muda diberikan wadah tepat serta positif.
"Selanjutnya jalankan program-program pembinaan dan lain-lain, siapa tahu nanti bisa membuahkan prestasi," kata mantan Ketua Kadin Jatim tersebut.
LaNyalla menambahkan, dalam menjalankan upaya tersebut maka perlu sinergitas beberapa elemen masyarakat, baik orang tua, sekolah, aparat kepolisian serta organisasi terkait agar para remaja memiliki ruang berekspresi wajar dan etis.
Sedangkan, terkait proses hukum dari kepolisian ia mendukung langkah tersebut, namun yang lebih utama adalah pendalaman kepada penyelenggara, bukan pada petarungnya.
"Karena ini ada yang mengatur jadwal pertandingan dan penjualan tiket menonton. Itu yang perlu diungkap dan ditelusuri motifnya karena memancing remaja lain untuk datang, berkumpul dan melakukan kegiatan yang dapat membahayakan fisik," tutur dia.
Seperti diketahui, delapan anak muda berusia rata-rata di bawah 20 tahun terlibat pertarungan bebas jalanan di Makassar layaknya pertarungan Ultimate Fighting Championship. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021