Universitas Kristen Petra Surabaya meluncurkan platform Plasma Petra (https://plasma.petra.ac.id/) untuk membantu pasien COVID-19 memperoleh plasma konvalesen yang saat ini kebutuhan dan permintaannya tinggi.

"Plasma Petra adalah program inisiasi dari UK Petra sebagai bentuk perwujudan partisipasi gotong royong segenap civitas akademika dalam penanggulangan pandemi COVID-19 Indonesia," kata Kepala Office of Institutional Advancement (OIA) UK Petra Meilinda S.S., M.A., melalui keterangannya di Surabaya, Jumat.

Melinda mengatakan melalui Program Plasma Petra, calon pendonor yang terpanggil untuk mendonasikan plasma konvalesen untuk penanganan COVID-19 dapat dipertemukan dengan orang yang membutuhkan plasma tersebut dengan lebih mudah. 

Platform ini dapat digunakan oleh semua orang di seluruh Indonesia. Kebutuhan akan plasma menghiasi Instagram, WhatsApp, dan sosial media lainnya lengkap dengan narahubung yang dibuka secara umum. 

"Karena tidak sedikit juga hoaks dan informasi simpang siur yang bertebaran. Dengan adanya platform ini, data-data tersebut disimpan secara baik dan hanya bisa digunakan dengan ijin dari pemilik datanya, sehingga lebih aman untuk kedua belah pihak," ujar Meilinda.

Di dalam platform, pengguna dapat masuk sebagai pendonor dan penerima donor. Untuk pendonor hanya dapat mendaftarkan dirinya sendiri, namun untuk penerima donor, dalam hal ini yang berperan sebagai narahubung dapat mendaftarkan lebih dari satu orang pasien. 

Para pengguna diminta mengisi form dengan jujur, yang berisi di antaranya alamat domisili, rumah sakit tempat pasien dirawat, serta golongan darah dan rhesus. 

"Saat ada kebutuhan donor, maka sistem akan secara otomatis menampilkan daftar rekomendasi pendonor yang cocok atau sesuai dengan kriteria pasien, mulai dari lokasi serta golongan darah dan rhesus," katanya.

Narahubung dapat memilih calon pendonor kemudian menekan tombol request, setelah itu akan muncul notifikasi pada halaman akun pendonor. 

Pendonor nantinya juga bisa menerima dan menolak, jika menerima, nantinya akan ada tombol untuk menghubungi narahubung yang akan langsung direct ke whatsapp.

"Saat sudah memencet tombol hubungi, secara otomatis status pendonor tersebut akan tidak aktif, untuk menghindari penumpukan permintaan," ujarnya.

Ide awal pembuatan platform ini datang dari seorang alumni UK Petra bernama Danny Gho, yang percaya bahwa UK Petra dapat menjadi salah satu solusi dari situasi ini.  

Bryan Elmer Cahyadi, Marselus Richard Gianto dan Michael Wong, yang merupakan mahasiswa Informatika UK Petra mengambil peranan sebagai tim teknologi informasi. 

"Latar belakang dan tujuan dari Plasma Petra ini hanya satu yaitu menolong, murni karena rasa kemanusiaan. Apa yang bisa dilakukan oleh UK Petra, mahasiswa, dan dosen pada saat kondisi negara kita seperti ini," ungkap Meilinda.
 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021