Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto menyatakan kesiapan Bintara Pembina Desa (Babinsa) di daerah ini memimpin proses tracing atau pelacakan kontak erat untuk pencegahan penyebaran COVID-19.
"Sesuai arahan Panglima TNI, para Babinsa akan turun langsung memimpin tracing atau pelacakan sampai ke pelosok," ujarnya di Surabaya, Minggu.
Ia memastikan Babinsa yang didampingi Bhabinkamtibmas Polri dapat melaksanakan tugas dengan baik dan efektif.
Saat ini terdapat sekitar 63 ribu Babinsa yang mulai diterjunkan menjadi petugas tracing. Nantinya mereka tetap berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan masing-masing kabupaten/kota.
"Khususnya di posko pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di kelurahan atau desa," katanya.
Sebelumnya, pada kunjungan di Jatim, Sabtu (31/7), Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menunjuk para Babinsa di wilayah Kodam V/Brawijaya memimpin pelacakan kontak erat di sejumlah daerah di Jawa Timur.
Panglima menekankan bahwa tracing menjadi hal sangat penting karena luasnya penyebaran COVID-19 ditentukan oleh 15 orang kontak erat pertama.
Ia mengatakan begitu 15 kontak terdekat pertama diidentifikasi, hasilnya akan dilaporkan melalui sistem aplikasi SiLacak atau lewat laman Silacak.Kemkes.go.id.
"Tujuannya agar semua dapat segera terintegrasi. Karena pelacakan kontak adalah faktor krusial bagi terputusnya mata rantai COVID-19," kata Hadi Tjahjanto.
Ia menambahkan warga yang menolak untuk melakukan tes usap diwajibkan menjalani isolasi mandiri selama 14 hari.
"Itu dilakukan demi kehati-hatian dan kebaikan bersama. Sebab penekanan angka penyebaran COVID-19 merupakan usaha kolektif," tutur Panglima TNI.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang didampingi Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta serta Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak berkunjung ke dua daerah di Jatim
Masing-masing meninjau Puskesmas Porong di Sidoarjo, kemudian ke Malang dengan berkunjung ke Puskesmas Lawang, Puskesmas Singosari, Puskesmas Polowijen Blimbing, serta Kodim 0833 Malang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Sesuai arahan Panglima TNI, para Babinsa akan turun langsung memimpin tracing atau pelacakan sampai ke pelosok," ujarnya di Surabaya, Minggu.
Ia memastikan Babinsa yang didampingi Bhabinkamtibmas Polri dapat melaksanakan tugas dengan baik dan efektif.
Saat ini terdapat sekitar 63 ribu Babinsa yang mulai diterjunkan menjadi petugas tracing. Nantinya mereka tetap berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan masing-masing kabupaten/kota.
"Khususnya di posko pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di kelurahan atau desa," katanya.
Sebelumnya, pada kunjungan di Jatim, Sabtu (31/7), Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menunjuk para Babinsa di wilayah Kodam V/Brawijaya memimpin pelacakan kontak erat di sejumlah daerah di Jawa Timur.
Panglima menekankan bahwa tracing menjadi hal sangat penting karena luasnya penyebaran COVID-19 ditentukan oleh 15 orang kontak erat pertama.
Ia mengatakan begitu 15 kontak terdekat pertama diidentifikasi, hasilnya akan dilaporkan melalui sistem aplikasi SiLacak atau lewat laman Silacak.Kemkes.go.id.
"Tujuannya agar semua dapat segera terintegrasi. Karena pelacakan kontak adalah faktor krusial bagi terputusnya mata rantai COVID-19," kata Hadi Tjahjanto.
Ia menambahkan warga yang menolak untuk melakukan tes usap diwajibkan menjalani isolasi mandiri selama 14 hari.
"Itu dilakukan demi kehati-hatian dan kebaikan bersama. Sebab penekanan angka penyebaran COVID-19 merupakan usaha kolektif," tutur Panglima TNI.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang didampingi Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta serta Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak berkunjung ke dua daerah di Jatim
Masing-masing meninjau Puskesmas Porong di Sidoarjo, kemudian ke Malang dengan berkunjung ke Puskesmas Lawang, Puskesmas Singosari, Puskesmas Polowijen Blimbing, serta Kodim 0833 Malang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021