Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menggelar doa bersama lintas agama untuk keselamatan bangsa secara virtual, Sabtu, agar Indonesia segera terbebas dari pandemi COVID-19.

"Doa bersama ini digelar setelah kami mengamati perkembangan kasus COVID-19 kian hari mengalami peningkatan meski pemerintah telah melakukan berbagai hal untuk menanganinya," kata Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Untag Surabaya, Mahmud.

Mahmud mengatakan kegiatan bertema "Untag Berdoa-Doa Lintas Agama untuk Keselamatan Bumi Pertiwi" digelar oleh BEM bersama Organisasi Kemahasiswaan Untag Surabaya dan dihadiri oleh Ketua Pembina Yayasan, Drs. Bambang Dwi Hartono, M.Pd., Ketua Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya, Drs. Ec. Mangapul Silalahi serta Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA., CPA.

"Kegiatan terlaksana sebagai bentuk ikhtiar dan perjuangan dalam menghadapi pandemi. Sampai saat ini, seluruh sivitas akademika Untag Surabaya mulai dari dosen, tendik hingga mahasiswa terlibat langsung dalam menangani COVID-19," katanya.

Mahmud memaparkan BEM Untag telah melakukan membuka donasi untuk dibelanjakan pada usaha kecil menengau (UKM) yang terdampak COVID-19 dan diberikan pada warga membutuhkan.

"Ini semua merupakan langkah kecil, namun ini juga merupakan langkah konkret yang bisa kita lakukan dalam menghadapi COVID-19," ungkap Mahmud. 

Sementara itu, Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA., CPA., mengingatkan adanya pandemi COVID-19 merupakan cobaan dari Tuhan yang Maha Esa. Oleh karenanya ia mengajak sivitas akademika Untag Surabaya untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa agar pandemi segera berlalu. 

Dari tempat tinggal masing-masing, Prof. Nugroho mengajak seluruh sivitas akademika untuk berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing agar pandemi segera dihilangkan dari Bumi Pertiwi.

"Tetap ikhtiar dalam menjaga kesehatan, pola makan hingga perbanyak ibadah," ujarnya. 

Pada kesempatan yang sama, Ketua YPTA Surabaya, Drs. Ec. Mangapul Silalahi, MM., menekankan pentingnya gotong royong masyarakat dalam menghadapi pandemi yang merupakan nilai utama dari ideologi bangsa, yakni Pancasila. 

"Gotong royong menjadi ekspresi utama dalam mengekspresikan kepedulian kita," tuturnya. 

Oleh karenanya, dalam kondisi pandemi yang masih meningkat, kesadaran masyarakat untuk saling menjaga dapat dilakukan dengan mengutamakan protokol kesehatan di manapun berada agar mampu melindungi diri sendiri juga orang lain sehingga strategi pemerintah berjalan efektif dan masyarakat terbebas dari pandemi dan tekanan ekonomi.(*)

 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021