PT Sekar Bumi Tbk terus fokus menggenjot penjualan pasar ekspor di tengah kondisi ekonomi global yang masih dibayangi pandemi COVID-19, untuk mengejar target pertumbuhan minimal 15 persen pada tahun ini.

Presiden Direktur PT Sekar Bumi Tbk Harry Lukmito menjelaskan bahwa saat ini semua sektor bisnis mengalami pelambatan akibat pandemi COVID-19, tetapi pihaknya masih mampu menjaga kinerje dengan baik, terutama di pasar ekspor.

”Untuk itu, meskipun saat ini masih ada pandemi, kami yakin tahun ini ada pertumbuhan minimal 15 persen,” kata Harry Lukmito dalam keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Jumat, menanggapi hasil paparan publik sehari sebelumnya (22/7).

Optimisme tersebut muncul setelah tahun 2020 perseroan yang bergerak di industri perikanan, pertanian dan peternakan ini masih mampu meningkatkan kinerjanya dengan membukukan penjualan mencapai Rp3,1 triliun, naik 50,1 persen dibanding tahun 2019 yang tercatat Rp2,1 triliun.

“Tahun lalu pencapaian penjualan kami bahkan 37 persen lebih tinggi dari target awal sebesar Rp3,07 triliun,” sebut Harry Lukmito.

Dari pencapaian itu, ia sangat optimistis tahun ini penjualannya juga akan melebihi dari target. Hingga kuartal pertama 2021, emiten berkode SKBM ini mampu mencatat penjualan Rp855,9 miliar atau naik 44 persen dari periode sama tahun 2020 sebesar Rp592,8 miliar.

Kondisi ini diperkirakan akan bertahan hingga akhir tahun sehingga target yang diproyeksikan akan terlampui dengan baik.

Harry Lukmito akan menerapkan sejumlah langkah strategis, salah satunya memperkuat pasar ekspor yang selama ini memberikan kontribusi 97 persen terhadap kinerja perseroan.

Pihaknya akan fokus menggarap pasar ekspor yang sudah ada, yakni ke Amerika Serikat, Asia, dan Eropa. Namun, pengembangan pasar ekspor juga akan terus dilakukan sebab peluangnya masih terbuka lebar, terutama untuk komoditas udang.

“Kami fokus pada pasar ekspor terutama Amerika. Pasar Amerika kontribusinya terhadap ekspor kami mencapai 91 persen. Sisanya dari Asia dan Eropa masing-masing 4,8 dan 4 persen,” tambah Harry Lukmito.

Sementara itu, Direktur SKBM Howard Ken Lukmito menambahkan pasar lokal memang tidak terlalu besar kontribusinya terhadap kinerja perseroan, namun pihaknya tetap menggarapnya lewat pasar tradisional, e-commerce, dan pasar modern.

Pihaknya juga terus melakukan strategi memperbanyak produk sehingga masyarakat mempunyai banyak pilihan. Selain itu, untuk menyesuaikan daya beli masyarakat yang menurun selama pandemi, pihaknya juga mengubah kemasan dari ukuran 500 gram menjadi 250 gram agar harganya lebih terjangkau.

“Kami yakin dengan terobosan pasar lokal juga akan tumbuh. Kami juga akan belanja modal tahun ini sebesar Rp20 miliar untuk pengembangan pabrik di Jakarta dan Sidoarjo, khususnya untuk cold storage. Sumber dananya dari internal,” tandas Howard. (*)

Pewarta: Didik Kusbiantoro

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021