Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap tempat tidur di Rumah Sakit Darurat GOR Indoor kompleks Gelora Bung Tomo (GBT) di Surabaya tidak terpakai karena tak ada pasien COVID-19 yang dirawat.

"Ya harapannya memang jangan sampai terpakai, yang berarti akan lebih bagus karena tak ada pasien terpapar," ujarnya di sela meninjau RS Darurat GOR Indoor kompleks GBT bersama pejabat Forkopimda Jatim, Kamis petang.

Kendati demikian, pemerintah tetap harus menyiapkan segala sesuatunya untuk memastikan bahwa sinergitas antara Forkopimda Provinsi dan Forkopimda Kabupaten/Kota sama-sama memberi perlindungan dan keselamatan kepada masyarakat.

Pada kesempatan peninjauan, Gubernur didampingi Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, Kepala BIN Daerah Jatim Marsma Rudy Iskandar, dan Plh Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono.

Di lokasi yang bersebelahan dengan stadion sepak bola itu, disiapkan sebanyak 225 tempat yang di dalamnya terdapat high care unit (HCU) untuk kategori sedang.

Di Rumah sakit tersebut, kata Khofifah, juga menyiapkan tempat tidur untuk layanan gejala ringan di sisi belakang.

"Artinya format untuk bisa memberikan layanan bagi yang bergejala ringan sampai sedang di sini tempatnya. Dan kalau harus dirujuk karena cenderung ke arah berat maka ke RS Bhakti Dharma Husada (BDH)," ucap mantan Menteri Sosial RI itu.

Gubernur Khofifah juga mengatakan bahwa adanya RS darurat merupakan layanan kuratif, termasuk pelaksanaannya dimulai dari lini terbawah seperti di kelurahan yang tetap menyediakan ruang isolasi.

Selanjutnya, Asrama Haji juga disiapkan untuk pasien kategori orang tanpa gejala, dan gejala ringan sampai sedang juga disiapkan di beberapa tempat.

"Jadi ini adalah hilirnya, kuratif. Tetapi kami tetap mendorong hulunya, yaitu vaksinasi dan disiplin protokol kesehatan. Jadi, antara hulu dan hilir memang harus berseiring," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita menyampaikan RS darurat GOR Indoor kompleks GBT mulai beroperasi pada Jumat, 23 Juli 2021.

Untuk persiapannya, lanjut dia, sejauh ini sudah rampung dan hanya dirinya sedang menunggu oksigen datang.

"Setelah itu, RS Darurat siap dioperasikan," kata Feny, sapaan akrabnya.

Untuk tenaga kesehatan yang bertugas, ia sudah menyiapkan sekitar 100 orang perawat yang diambil dari RS BDH dan relawan "Surabaya Memanggil". (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021