Pimpinan DPRD Kota Surabaya memberikan dukungan, semangat, dan ucapan terima kasih kepada para tenaga kesehatan (nakes) dan petugas yang menjalankan pengabdian luar biasa saat puskesmas buka 24 jam nonstop.

"Semua nakes yang saya temui tidak mengeluh. Namun saya tahu, beban tugas nakes sangat berat. Pemerintah harus perhatikan keselamatan dan ketahanan kesehatannya," kata Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti di Surabaya, Kamis.

Reni Astuti meninjau pelayanan kesehatan di delapan puskesmas yang tersebar di beberapa wilayah Kota Surabaya pada Rabu (14/7) malam hingga Kamis dini hari. Reni mulai berkeliling sejak pukul 21.30 WIB hingga menjelang Subuh.

Lokasi yang dikunjungi di antaranya Puskesmas Mulyorejo, Bulak Banteng, Simolawang, Banyu Urip, Manukan Kulon, Balongsari, Gunung Anyar, dan Keputih.

"Dengan datang ke puskesmas-puskesmas ini saya bisa lebih mengetahui dan bisa melihat kondisi langsung bagaimana berjibakunya para nakes dan petugas dalam melayani warga Kota Surabaya di masa darurat ini," katanya.

Reni menilai langkah yang dilakukan Pemkot di kondisi darurat ini guna menyikapi lonjakan kasus yang semakin tinggi. Selain itu, warga yang meninggal di rumah maupun terlambat penanganan medis hampir sering terjadi.

"Warga kondisi sangat berat mencari rumah sakit (RS) yang hampir penuh. Di sinilah penanganan sejak dini saat gejala ringan menjadi penting," ujarnya.

Dari pemantauan itu, Reni mengatakan pelayanan di delapan puskesmas tersebut cukup beragam, seperti halnya di Mulyorejo, dokter tengah melayani warga yang meminta bantuan ambulans karena kondisi anggota keluarganya sedang sakit di rumah dan membutuhkan informasi terkait ketersediaan rumah sakit.

Berbeda, di Puskesmas Bulak Banteng dirinya mendapati warga yang datang mengeluhkan batuk pilek selanjutnya pihak nakes melakukan pemeriksaan dan memberi obat dan kemudian pasien diperkenankan pulang.

Sedangkan di Puskesmas Simolawang, nakes melakukan tes cepat antigen kepada warga yang mengalami kondisi sesak nafas, setelah didapati hasilnya positif, pasien kemudian diberi tindakan bantuan oksigen.

Sementara itu, di Puskesmas Banyu Urip, sebanyak 10 orang warga yang sebelumnya isolasi mandiri di rumahnya pada malam itu juga diantar isolasi dan perawatan lebih lanjut ke Asrama Haji.

Berikutnya di Puskesmas Manukan Kulon, nampak dokter dan perawat mengenakan APD lengkap tengah memeriksa lansia dengan gejala batuk dan mual. Lebih lanjut, di Puskesmas Balongsari warga datang untuk konsultasi mengenai tindakan apa yang dilakukan bagi keluarganya di rumah yang tengah mengalami saturasi oksigen yang rendah.

Reni berharap disamping puskesmas buka 24, ketersediaan ruang isolasi utamanya di RS sangat penting karena itu yang dibutuhkan warga saat melapor ke puskesmas. Jika RS semua penuh, petugas di puskesmas juga tidak bisa segera memastikan warga diterima di RS karena adanya antrean.

"Terakhir saya bertolak ke Puskesmas Keputih jam 02.19 WIB, ada yang melakukan panggilan telepon dan ada juga yang datang secara langsung," kata Reni.

Bagi Reni, perlu diinformasikan kembali kepada masyarakat bahwa prioritas pelayanan kesehatan puskesmas saat malam hari diprioritaskan untuk pelayanan pasien maupun yang bergejala COVID-19 karena memang sebagai kebutuhan darurat. Hal ini disebabkan masih ada beberapa pihak yang menanyakan terkait layanan non covid seperti konsul persalinan.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021