Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Madiun, Jawa Timur, menambah ruang isolasi untuk mengoptimalkan penanganan pasien COVID-19.
Pelaksana Tugas Direktur RSUD Kota Madiun dr. Agus Nurwahyudi di Madiun, Jumat, mengatakan penambahan ruang isolasi tersebut dilakukan seiring dengan jumlah pasien COVID-19 di wilayah itu dan sekitarnya yang terus meningkat.
Adapun ruang isolasi tambahan tersebut berkapasitas hingga 23 tempat tidur yang disediakan di Bangsal Anggrek yang semula digunakan untuk bangsal bedah .
"Kami lembur pada Sabtu dan Minggu ini untuk persiapan agar segera dapat digunakan," ujar dia.
Dia mengatakan sejauh ini ada 41 tempat tidur (TT) untuk isolasi pasien COVID-19. Rinciannya 20 TT di Bangsal Dahlia dan 21 TT di Bangsal Mawar yang saat ini telah terisi 100 persen sehingga nantinya saat sudah selesai, total kapasitas ruang isolasi yang disediakan menjadi 64 TT.
Agus menyebut persiapan tersebut terbilang mepet mengingat bangsal harus didesain menjadi ruang bertekanan negatif dengan segala peralatan medis yang dibutuhkan.
Selain itu, katanya, memastikan saluran oksigen berfungsi baik untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Ia menjelaskan bangsal bedah akan digeser ke Paviliun Wijaya Kusuma. Sebelumnya, Paviliun Wijaya Kusuma digunakan untuk ruang isolasi yang saat ini telah dipindah ke Bangsal Mawar.
Kendati terjadi pengoperan ruangan, pihaknya memastikan pelayanan tetap optimal.
RSUD Kota Madiun telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai salah satu rumah sakit rujukan penanganan pasien COVID-19, selain RSUD dr Soedono Madiun yang merupakan rumah sakit milik Pemprov Jatim.
Dia mengharapkan penambahan ruang isolasi tersebut dapat mengoptimalkan penanganan yang dilakukan tim medis dalam merawat pasien COVID-19.
Sesuai data, secara total, kasus COVID-19 di Kota Madiun hingga Jumat mencapai 3.383 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 2.832 orang di antaranya telah sembuh, 65 orang masih dalam perawatan, 259 orang isolasi mandiri, dan 227 orang meninggal dunia.
Tambahan kasus per Jumat ini, konfirmasi baru 81 orang, sembuh 26 orang, dan meninggal dunia dua orang, sedangkan jumlah warga yang dilakukan penelusuran kasus 110 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Pelaksana Tugas Direktur RSUD Kota Madiun dr. Agus Nurwahyudi di Madiun, Jumat, mengatakan penambahan ruang isolasi tersebut dilakukan seiring dengan jumlah pasien COVID-19 di wilayah itu dan sekitarnya yang terus meningkat.
Adapun ruang isolasi tambahan tersebut berkapasitas hingga 23 tempat tidur yang disediakan di Bangsal Anggrek yang semula digunakan untuk bangsal bedah .
"Kami lembur pada Sabtu dan Minggu ini untuk persiapan agar segera dapat digunakan," ujar dia.
Dia mengatakan sejauh ini ada 41 tempat tidur (TT) untuk isolasi pasien COVID-19. Rinciannya 20 TT di Bangsal Dahlia dan 21 TT di Bangsal Mawar yang saat ini telah terisi 100 persen sehingga nantinya saat sudah selesai, total kapasitas ruang isolasi yang disediakan menjadi 64 TT.
Agus menyebut persiapan tersebut terbilang mepet mengingat bangsal harus didesain menjadi ruang bertekanan negatif dengan segala peralatan medis yang dibutuhkan.
Selain itu, katanya, memastikan saluran oksigen berfungsi baik untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Ia menjelaskan bangsal bedah akan digeser ke Paviliun Wijaya Kusuma. Sebelumnya, Paviliun Wijaya Kusuma digunakan untuk ruang isolasi yang saat ini telah dipindah ke Bangsal Mawar.
Kendati terjadi pengoperan ruangan, pihaknya memastikan pelayanan tetap optimal.
RSUD Kota Madiun telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai salah satu rumah sakit rujukan penanganan pasien COVID-19, selain RSUD dr Soedono Madiun yang merupakan rumah sakit milik Pemprov Jatim.
Dia mengharapkan penambahan ruang isolasi tersebut dapat mengoptimalkan penanganan yang dilakukan tim medis dalam merawat pasien COVID-19.
Sesuai data, secara total, kasus COVID-19 di Kota Madiun hingga Jumat mencapai 3.383 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 2.832 orang di antaranya telah sembuh, 65 orang masih dalam perawatan, 259 orang isolasi mandiri, dan 227 orang meninggal dunia.
Tambahan kasus per Jumat ini, konfirmasi baru 81 orang, sembuh 26 orang, dan meninggal dunia dua orang, sedangkan jumlah warga yang dilakukan penelusuran kasus 110 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021