Pemerintah Kota Surabaya menyiapkan opsi terburuk apabila adanya lonjakan kematian akibat COVID-19 di Kota Pahlawan dengan membuat ratusan peti mati untuk jenazah pasien COVID-19.
"Pemkot memang membuat sendiri peti matinya, sehingga nanti ketika ada yang dikirim untuk pemulasaraan di TPU Keputih, terus dimandikan dan dimasukkan dalam petinya, lalu dimakamkan. Jadi, inilah yang kami lakukan untuk warga Surabaya," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Jumat.
Meski demikian, Wali Kota Eri berharap peti mati yang dibuat oleh jajarannya di belakang Balai Kota Surabaya atau di depan kantor Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah itu tidak dipakai, karena ia tidak ingin ada korban lagi akibat COVID-19.
Menurutnya, Satgas di Dinas PU Bina Marga dan Pematusan dan juga Satgas Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR) Surabaya diberi tugas membuat peti mati dengan jumlah banyak.
"Tapi, saya tetap berharap peti ini tidak ada yang terpakai nanti, malah saya berharap tambah kurang, tambah kurang korban COVID-19 di Surabaya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara menjelaskan bahwa di depan kantor Pengelolaan Bangunan dan Tanah, pemkot sudah mendirikan tenda yang menjadi tempat pembuatan peti mati. Sebanyak 150 Satgas pun bekerja cepat dan tepat untuk membuat peti mati itu.
"Jadi, yang sudah selesai langsung dibawa ke TPU Keputih. Karena di sana juga menjadi tempat pemulasaraan jenazah," kata dia.
Febri juga menjelaskan bahwa peti mati itu dibuat lebih banyak karena memang selama Juni 2021, jumlah permintaan peti untuk pemakaman yang menggunakan protokol kesehatan terus meningkat. Data hingga tanggal 27 Juni 2021, ada sebanyak 490 pemakaman yang menggunakan protokol kesehatan.
"Jadi, ayo selamatkan anak, istri dan cucu kita. Selamatkan keluarga kita dengan terus menjaga prokes. Jika kita sayang pada keluarga, tentu kita harus menjaga prokes, mari bersama-sama dan bergotong-royong melawan COVID-19," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Pemkot memang membuat sendiri peti matinya, sehingga nanti ketika ada yang dikirim untuk pemulasaraan di TPU Keputih, terus dimandikan dan dimasukkan dalam petinya, lalu dimakamkan. Jadi, inilah yang kami lakukan untuk warga Surabaya," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Jumat.
Meski demikian, Wali Kota Eri berharap peti mati yang dibuat oleh jajarannya di belakang Balai Kota Surabaya atau di depan kantor Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah itu tidak dipakai, karena ia tidak ingin ada korban lagi akibat COVID-19.
Menurutnya, Satgas di Dinas PU Bina Marga dan Pematusan dan juga Satgas Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR) Surabaya diberi tugas membuat peti mati dengan jumlah banyak.
"Tapi, saya tetap berharap peti ini tidak ada yang terpakai nanti, malah saya berharap tambah kurang, tambah kurang korban COVID-19 di Surabaya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara menjelaskan bahwa di depan kantor Pengelolaan Bangunan dan Tanah, pemkot sudah mendirikan tenda yang menjadi tempat pembuatan peti mati. Sebanyak 150 Satgas pun bekerja cepat dan tepat untuk membuat peti mati itu.
"Jadi, yang sudah selesai langsung dibawa ke TPU Keputih. Karena di sana juga menjadi tempat pemulasaraan jenazah," kata dia.
Febri juga menjelaskan bahwa peti mati itu dibuat lebih banyak karena memang selama Juni 2021, jumlah permintaan peti untuk pemakaman yang menggunakan protokol kesehatan terus meningkat. Data hingga tanggal 27 Juni 2021, ada sebanyak 490 pemakaman yang menggunakan protokol kesehatan.
"Jadi, ayo selamatkan anak, istri dan cucu kita. Selamatkan keluarga kita dengan terus menjaga prokes. Jika kita sayang pada keluarga, tentu kita harus menjaga prokes, mari bersama-sama dan bergotong-royong melawan COVID-19," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021