Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Jawa Timur dr. Dodo Anando mengungkapkan bahwa tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit rujukan COVID-19 di Jatim hampir mencapai 100 persen.

Dodo dikonfirmasi di Surabaya, Senin, mengatakan baik ruang isolasi biasa maupun ruang ICU perawatan pasien COVID-19 kian menipis, persentasenya hampir 100 persen.

"Peningkatan itu terjadi karena lonjakan kasus di hampir seluruh daerah Jatim. Terlebih, pasien yang masuk rumah sakit bergejala sedang dan berat," katanya.

Baca juga: RSUD Soetomo tetap terima pasien COVID-19 meski kapasitas sudah penuh
Baca juga: Rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Malang penuh
Baca juga: Keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan COVID-19 di Ngawi hampir penuh

Dodo tidak menampik kalau ada fenomena rumah sakit yang mengalami penumpukan pasien karena banyak yang tidak mendapat kamar isolasi. Dampaknya, banyak pula pasien yang masih dirawat di ruang UGD.

Direktur RS Islam Ahmad Yani Surabaya ini mencontohkan di rumah sakitnya sekarang ini total tempat tidur ruang isolasi biasa sudah terisi penuh 92 orang pasien, sedangkan ruang ICU juga terisi penuh 12 orang pasien.

"Saat ini 12 bed di UGD kita (RS Islam) sudah terisi penuh, bahkan ada pasien yang terpaksa duduk karena kehabisan tempat tidur," ujarnya.

Baca juga: Keterisian tempat tidur dua rumah sakit rujukan COVID-19 di Situbondo penuh
Baca juga: Rumah Sakit Darurat COVID-19 di Tulungagung hampir penuh

Lebih lanjut, Dodo menambahkan upaya paling ideal mengatasi lonjakan pasien COVID-19 adalah menambah rumah sakit lapangan untuk mengurangi beban rumah sakit rujukan. Jadi, pasien terpapar virus corona dengan gejala ringan dan sedang bisa segera tertangani, sehingga tidak menjadi lebih berat.

Akan tetapi, jika harus menambah tempat tidur di rumah rujukan COVID-19 akan sulit karena ruang dan tenaga kesehatannya terbatas.

"Penekanannya di hulu harus diperketat. Masyarakat ini sampai sekarang seperti hari-hari biasa merasa tidak ada COVID-19. Ini yang harus diantisipasi, bagaimana masyarakat harus betul-betul taat sehingga perlu pengetatan dari PPKM," ucapnya.

Baca juga: RSUD Soetomo Surabaya terima 170 pasien COVID-19, sempat ada antrean di IGD

"Masyarakat itu kalau tidak perlu ya sudah di tingkat RT/RW dan kelurahan betul-betul dijaga biar mereka tidak ke mana-mana," ujar Dodo, menambahkan

Dodo juga mengimbau masyarakat untuk tidak takut memeriksakan diri ketika sudah merasakan ada gejala maupun pernah kontak erat dengan orang terkonfirmasi positif COVID-19.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021