Guru besar Departemen Radiologi dan perintis Radioneurologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya Prof. dr. Benny Huwae, Sp.Rad (K)., menghembuskan nafas terakhir karena sakit pada Kamis (24/6) pukul 23.40 WIB.  

"FK Unair kehilangan salah satu putra terbaiknya. Prof. Benny merupakan salah satu pelopor pendidikan di FK Unair," kata Dekan FK Unair Prof. Budi Santoso saat upacara penghormatan yang digelar di Aula FK Unair, Jumat.

Prof. Budi mengatakan mendiang Prof. Benny Huwae merupakan pelopor dan pendiri Divisi Neuroradiologi di Departemen Radiologi FK Unair.

"Karya-karya di bidang neuroradiologi menjadi titik tolak pembelajaran neuradiologi di FK Unair," katanya.

Secara pribadi, Prof. Budi mengenal Prof. Benny sebagai seorang guru dan panutan yang baik. Sosok guru yang tegas, namun perhatian terhadap anak didiknya.

Prof. Benny sempat menjabat sebagai Kepala bagian Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga periode kedua menggantikan Prof. Asmino.

Ketua Departemen Radiologi FK Unair Dr. Rosy Setyawati menjelaskan selain menjadi konsultan dan guru besar yang baik, Prof. Benny juga pernah menjabat sebagai presiden perkumpulan pakar neuroradiologi tingkat Asia Tenggara.

Meski telah pensiun, sosoknya yang bersemangat masih menaruh perhatian ke departemen. Dia rutin menyapa anggota departemen di grup WhatsApp hingga dua minggu sebelum kepergiannya. 

"Beberapa hari ini kami kehilangan salam pagi yang manis dari beliau. Kami benar-benar tidak menyangka kalau beliau kurang enak badan. Kami juga tidak mendapatkan berita kalau dia sakit. Karena yang kami tahu beliau sosok yang cukup fit dan staminanya cukup baik," ujarnya.

Profesor kelahiran Salatiga merupakan alumnus FK Unair Angkatan tahun 1967. Dia adalah salah satu lulusan spesialis radiologi pertama yang dilahirkan oleh Majelis Penguji Ahli Radiologi Indonesia (MPARI), sebuah badan penguji bidang ilmu kedokteran yang pertama kali di Indonesia dan mendapatkan gelar spesialis radiologi pada tahun 1972.
 
Perjalanan karirnya dimulai pada tahun 1966 sebagai asisten ahli golongan F/II di FK Unair. Jabatannya terus naik hingga pada tahun 1992 diangkat menjadi guru besar hingga tahun 2003. 

Namun, karena jasa dan perannya di FK Unair, masa jabatannya diperpanjang hingga batas usia pensiun. Pada tahun 2008, saat usianya genap 70 tahun, Prof. Benny dibebastugaskan dari FK Unair.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021