Rekor lagi, tapi bukan pemecahan rekor dalam hal prestasi. Ini rekor baru kasus harian COVID-19 di Indonesia yang hari Rabu, 23 Juni 2021, mencapai 15.308 kasus. Angka ini menjadi yang tertinggi selama pandemi sejak Maret 2020.

Secara keseluruhan, jumlah kasus positif COVID-19 hingga sekarang ini menjadi 2.033.421, dengan angka kesembuhan pasien 1.817.303 orang dan meninggal dunia 55.594 orang. Sementara kasus aktif sebanyak 160.524.

Lima provinsi di Pulau Jawa mencatat tambahan kasus harian terbanyak, yakni DKI Jakarta (4.693), disusul Jawa Barat (2.910), Jawa Tengah (2.595), Jawa Timur (873), dan Yogyakarta (694).

Lonjakan kasus COVID-19 ini sudah diprediksi jauh hari sebelumnya. Terutama pasca-libur Lebaran. Di beberapa daerah, rumah sakit rujukan penanganan pasien terpapar virus corona mulai "kolaps" karena penuh. Pasien harus mengantre untuk mendapatkan perawatan di ruang ICU.

Beberapa rumah sakit terpaksa menolak pasien yang bergejala ringan untuk dirawat, hanya memprioritaskan pasien COVID-19 dengan gejala berat karena punya penyakit bawaan atau komorbid. Bahkan, pasien yang kondisinya sudah lumayan bagus "dipaksa" pulang lebih cepat untuk memberi kesempatan pasien yang lebih membutuhkan tindakan medis serius.

Kondisi yang menyedihkan, warga terpapar virus asal Wuhan, China, ini juga mereka yang usianya produktif, bahkan tidak sedikit anak-anak. Kementerian Kesehatan menyebut virus COVID-19 varian Delta (India) punya kecenderungan menginfeksi warga usia 18 tahun ke bawah. Varian baru ini lebih cepat menginfeksi dibanding varian sebelumnya.

Lebih memprihatinkan lagi, di tengah situasi yang mencemaskan akibat lonjakan kasus corona, masih ada sebagian masyarakat yang tetap acuh tak acuh dan bersikap sakarepe dewe (semaunya sendiri). Sebagian dari mereka masih tidak percaya dengan virus yang mematikan itu, sehingga ajakan untuk menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 diabaikan.

Sah-sah saja tidak percaya dengan keganasan virus corona, tapi setidaknya hormati juga kepentingan orang lain yang ingin terhindar dari wabah tersebut. Terutama para dokter dan tenaga medis atau kesehatan yang berada di garda terdepan dalam penanganan COVID-19 ini. Tidak sedikit dokter dan nakes yang meninggal karena terinfeksi COVID-19.

Memang semua sudah lelah dan bosan dengan situasi pandemi yang tak kunjung jelas kapan berakhir. Namun, ikhtiar untuk mencegah dan menuntaskan pandemi terus dijalankan pemerintah, salah satunya melalui percepatan program vaksinasi. Ratusan juta dosis vaksin terus berdatangan ke Tanah Air untuk mempercepat capaian 1 juta vaksinasi dalam sehari mulai Juli mendatang. Diharapkan hingga akhir 2021 lebih dari 70 persen sasaran vaksinasi secara nasional bisa terealisasi agar kekebalan kelompok terbentuk.

Kita tentu ingin seperti China, Amerika Serikat, Italia, Australia, dan beberapa negara Eropa yang sudah mulai kembali ke kehidupan normal. Para suporter sepak bola kini bisa kembali nonton langsung ke stadion gelaran Piala Eropa atau Euro 2020. Situasi yang selama setahun terakhir harus mereka tinggalkan karena pandemi corona.

Tentu untuk menuju kondisi seperti di beberapa negara tersebut diperlukan proses yang tidak instan dan kerja sama semua pihak, termasuk warga negaranya. Masyarakat bisa membantu dengan terus disiplin menerapkan protokol kesehatan demi kepentingan bersama. Sedangkan pemerintah perlu mengambil kebijakan lebih tegas dan cepat dalam mengatasi pandemi ini, dengan memprioritaskan keselamatan rakyat.

Terlepas dari semua itu, seluruh umat di Bumi Indonesia juga jangan berhenti berdoa dan memohon kepada Allah SWT, Tuhan YME, agar pandemi virus corona ini segera berakhir. Aamiin YRA. (*)

Pewarta: Didik Kusbiantoro

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021