Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas menyebutkan kasus aktif Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Banyuwangi, Jawa Timur, hingga Senin mencapai 278 orang dan lonjakan ini didominasi klaster penularan keluarga dan hajatan.
"Ini kerja bersama, saya minta tolong kepada semua agar jangan lalai protokol kesehatan. Kalau terus melonjak, fasilitas kesehatan akan kewalahan seperti yang sudah terjadi di berbagai kabupaten/kota lainnya," ujar Bupati Ipuk saat mengecek kesiapan RSUD Blambangan Banyuwangi, Selasa.
Ia mengemukakan kenaikan kasus aktif COVID-19 di berbagai daerah di Tanah Air, termasuk Banyuwangi, tempat tidur ICU/non-ICU di rumah sakit rujukan menjadi hal yang penting sebagai upaya antisipasi apabila terjadi lonjakan kasus positif baru.
Kata Ipuk, ada beberapa hal yang akan dilakukan satgas, di antaranya menambah kapasitas tempat tidur. Untuk tempat tidur non-ICU di rumah sakit rujukan saat ini mencapai 44 persen, sedangkan ICU keterpakaian tempat tidur sudah mencapai 80 persen.
"Tempat tidur untuk ICU sudah 80 persen. Kami siapkan tambahan. Sedangkan yang ruang perawatan non-ICU, meskipun tempat tidur terpakai 44 persen, tetap kami siapkan tambahan. Tenaga kesehatan tidak bisa kerja sendirian, pak polisi, TNI, tidak bisa kerja sendirian. Mohon kesadaran bersama, prokes dengan disiplin," tegasnya.
Selain menyiapkan rumah sakit rujukan pasien COVID-19, saat ini juga telah disiapkan tempat isolasi terpusat non-rumah sakit bagi pasien positif yang tidak memiliki gejala klinis atau orang tanpa gejala (OTG).
"Gedung Diklat ASN telah kami siapkan. Tinggal menentukan skema teknis moving-nya saja. Hari ini detailnya kami bahas," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dr. Widji Lestariono mengatakan untuk kapasitas ruang ICU di RSUD Blambangan akan ditambah enam tempat tidur dan di RSUD Genteng juga sudah dikoordinasikan.
Selain itu, dinkes juga telah meminta enam rumah sakit rujukan di Banyuwangi untuk menambah tempat tidur, baik ruang ICU maupun ruang isolasi (non-ICU).
"Kami juga meminta rumah sakit rujukan lainnya untuk menginventarisasi ketersediaan sarana, seperti ventilator, oksigen, dan sarana lainnya," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Ini kerja bersama, saya minta tolong kepada semua agar jangan lalai protokol kesehatan. Kalau terus melonjak, fasilitas kesehatan akan kewalahan seperti yang sudah terjadi di berbagai kabupaten/kota lainnya," ujar Bupati Ipuk saat mengecek kesiapan RSUD Blambangan Banyuwangi, Selasa.
Ia mengemukakan kenaikan kasus aktif COVID-19 di berbagai daerah di Tanah Air, termasuk Banyuwangi, tempat tidur ICU/non-ICU di rumah sakit rujukan menjadi hal yang penting sebagai upaya antisipasi apabila terjadi lonjakan kasus positif baru.
Kata Ipuk, ada beberapa hal yang akan dilakukan satgas, di antaranya menambah kapasitas tempat tidur. Untuk tempat tidur non-ICU di rumah sakit rujukan saat ini mencapai 44 persen, sedangkan ICU keterpakaian tempat tidur sudah mencapai 80 persen.
"Tempat tidur untuk ICU sudah 80 persen. Kami siapkan tambahan. Sedangkan yang ruang perawatan non-ICU, meskipun tempat tidur terpakai 44 persen, tetap kami siapkan tambahan. Tenaga kesehatan tidak bisa kerja sendirian, pak polisi, TNI, tidak bisa kerja sendirian. Mohon kesadaran bersama, prokes dengan disiplin," tegasnya.
Selain menyiapkan rumah sakit rujukan pasien COVID-19, saat ini juga telah disiapkan tempat isolasi terpusat non-rumah sakit bagi pasien positif yang tidak memiliki gejala klinis atau orang tanpa gejala (OTG).
"Gedung Diklat ASN telah kami siapkan. Tinggal menentukan skema teknis moving-nya saja. Hari ini detailnya kami bahas," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dr. Widji Lestariono mengatakan untuk kapasitas ruang ICU di RSUD Blambangan akan ditambah enam tempat tidur dan di RSUD Genteng juga sudah dikoordinasikan.
Selain itu, dinkes juga telah meminta enam rumah sakit rujukan di Banyuwangi untuk menambah tempat tidur, baik ruang ICU maupun ruang isolasi (non-ICU).
"Kami juga meminta rumah sakit rujukan lainnya untuk menginventarisasi ketersediaan sarana, seperti ventilator, oksigen, dan sarana lainnya," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021