Pemerintah Kota Surabaya berupaya menyediakan aksesibilitas bagi para penyandang disabilitas, salah satu dengan menyediakan lapangan kerja di instansi pemerintahan sesuai dengan bakat dan keahliannya.
 
Wakil Wali Kota Surabaya Armuji di Surabaya, Senin, mengatakan, contoh konkret yang sudah dilakukan Pemkot Surabaya saat ini adalah merekrut disabilitas baik dari tunarungu, tunawicara, maupun tunanetra untuk bisa bekerja bersama teman-teman normal lainnya. 

"Itu adalah bentuk kepedulian pemkot terhadap disabilitas," katanya.
 
Meski demikian, Armuji menyatakan, bahwa dukungan dari berbagai pihak juga sangat dibutuhkan dalam upaya pemenuhan pelayanan bagi penyandang tunanetra. Oleh karena, ia juga mendorong stakeholder lain agar turut serta dalam mewujudkan upaya tersebut. 

"Mungkin dari universitas lainnya juga bisa memberikan suatu pelatihan-pelatihan khusus dengan kemampuan yang mereka miliki," ujarnya.
 
Untuk itu, kata dia, Pemkot Surabaya terus mendorong dan mensupport aksesibilitas pelayanan bagi penyandang disabilitas yang tidak hanya terkait masalah pendidikan vokasi, namun ketersedian lapangan kerja juga menjadi salah satu fokus utama.
 
Selain itu, Armuji mengapresiasi kegiatan Public Movement bertemakan "This Is Ability Not Disability" yang digelar Universitas Airlangga (Unair) bekerja sama dengan Yayasan Pendidikan Anak-anak Buta di Plaza Surabaya pada Minggu (20/6). 

Public Movement yang diikuti sekitar 13 anak penyandang tunanetra itu adalah pendidikan ekstra, dimana anak-anak yang ingin belajar menggambar atau melukis, mereka diajari dengan cara (identifikasi) bau dari warna itu sendiri. 

"Maka mereka juga bisa mengekspresikan di dalam kanvas dimana akan membentuk seperti apa yang diinginkan," katanya.
 
Ia menilai asksesibilitas seperti itu tentu akan semakin mendukung anak-anak penyandang tunanetra untuk dapat berkarya meski dengan keterbatasan. (*)

 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021