Rektor Universitas Airlangga Surabaya Prof. Mohammad Nasih mengungkapkan dari hasil uji Institute Tropical Disease (ITD) terhadap spesimen COVID-19 Bangkalan ditemukan ada kemiripan dengan spesimen dari Kudus, Jawa Tengah yang menyerupai mutasi virus corona B16172 atau varian India.

"Hasilnya nampaknya tidak jauh-jauh dari Kudus, tapi kami belum bisa menyimpulkan apa-apa karena sampel yang baru bisa diidentifikasi masih tiga," kata Prof. Nasih di Surabaya, Senin.

Prof. Nasih menjelaskan ITD hanya berhasil mengidentifikasi tiga spesimen karena 24 sampel COVID-19 dari Bangkalan yang diterima tidak sempurna, sehingga hasilnya pun tidak bisa didapatkan dengan tepat. 

"Sampel yang kami terima agak kurang sempurna, sehingga dari 24 sampel yang kira running dalam proses itu, yang sempurna benar hasilnya baru tiga sampel," ujarnya.

Dari tiga sampel yang berhasil diidentifakasi dengan sempurna, lanjut Prof. Nasih, hasil identifikasinya sudah disampaikan kepada Menteri Kesehatan, Gubernur Jawa Timur dan Kepala Dinas setempat.

"Intinya kami belum bisa menyimpulkan macam-macam, karena sampel yang kami dapat masih sangat sedikit, dan ada beberapa sampel yang bermasalah," katanya. 

Ia pun menekankan bahwa kasus Bangkalan ini harus direspons secara khusus dan penanganannya harus spesifik karena menyangkut penyebaran yang sangat kuat dan cepat.

"Kita mendengar bahwa ada peningkatan di Rumah sakit Khusus Infeksi Universitas Airlangga (RSKI Unair)sebelumnya hanya 21-an kini sudah 40 sekian bahkan 50 lebih yang ditangani di RSKI. Ini menandakan bahwa ada peningkatan yang cukup tajam dan penyebaran yang cukup cepat," katanya. (*)



 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021