Direktur PT Perkebunan Nusantara XI, Tulus Panduwidjaja menegaskan, bahwa transparansi atau keterbukaan rendemen tebu petani yang digiling menjadi kunci kinerja perusahaan, sehingga pemegang kebijakan bisa memantau melalui dashboard Analisa Rendemen Individu (ARI).

"Ini kami lakukan tidak hanya di pabrik gula (PG) Pradjekan saja, melainkan di seluruh PG PTPN XI. Dan keterbukaan rendemen tebu sudah lama diterapkan diseluruh PG PTPN XI. Kami memegang kepercayaan yang diberikan mitra dan ini bagian dari core value AKHLAK yang diharapkan Menteri BUMN mendasari aktivitas semua," tutur Tulus, dalam keterangan persnya yang diterima di Surabaya, Jumat.

Direktur Produksi dan Pengembangan Holding Perkebunan, Mahmudi mengapresiasi kinerja PTPN XI dan berharap transparansi perolehan rendemen tebu digiling yang diterapkan ditiru pabrik gula lainnya.

Hal ini disampaikan Mahmudi beberapa waktu lalu saat kunjungan kerja ke PG Pradjekan, di Jawa Timur.

"Hari ini saya sedang berada di PG Prajekan PTPN XI, dimana tahun lalu pabrik gula ini adalah terbaik dari sisi performa pabriknya. Kunci sukses kemitraan adalah keterbukaan, hari ini kami lihat bersama bagaimana beliau perwakilan petani mengikuti rit demi rit, memantau berapa besar rendemen yang diberikan oleh PG Prajekan ini," katanya

Ia mengatakan, kalau keterbukaan ini bisa ditiru seluruh PG PTPN group, Mahmuhdi yakin semua komponen akan bersemangat dan pasti mitra akan puas dengan keterbukaan yang kita lakukan.

"Mari dicontoh, hal seperti ini akan memberikan penguatan dalam kinerja gula yg lebih bagus," katanya.

Sementara itu, giling tahun 2021 PG Pradjekan mentargetkan produksi gula sebesar 341ribu ton, naik dari realisasi tahun 2020 yang sebesar 324ribu ton, sedangkan target gula produksi sebesar 30ribu ton realisasi 2020 sebesar 26 ribu ton dengan target rendemen 8,37 realisasi 2020 sebesar 8,11. (*)
 

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021