Legislator membantah gedung DPRD Kota Surabaya, Jawa Timur, mulai Kamis ini lockdown atau ditutup menyusul munculnya kabar sejumlah anggota dewan yang terpapar virus corona atau COVID-19. 
   
"Tidak benar. Siang tadi saya masih menerima tamu di dewan. Bahkan besok saya juga berkantor seperti biasa," kata Sekretaris Komisi B DPRD Kota Surabaya Mahfudz saat dihubungi ANTARA di Surabaya, Kamis.

Soal kabar sejumlah anggota DPRD Surabaya terpapar COVID-19, wakil rakyat dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Surabaya itu mengaku tidak mengetahui secara pasti.

Hanya saja, Mahfudz mendapat kabar bahwa ada salah satu anggota DPRD Surabaya dari Fraksi PDIP, yakni Dyah Katarina yang sempat membuat status di salah satu akun media sosialnya, bahwa dirinya hendak isolasi mandiri.

"Saya sendiri tidak paham, cuma dapat kabar seperti itu," ujarnya.

Mahfudz menjelaskan sampai saat ini tidak ada pemberitahuan dari pimpinan DPRD maupun Satgas Penanganan COVID-19 Surabaya bahwa gedung DPRD Surabaya saat ini sedang lockdown.

Sementara itu, informasi yang beredar di lingkungan DPRD Surabaya menyebutkan sejumlah anggota dewan terkonfirmasi positif COVID-19. Penularan tersebut berawal dari acara peringatan Hari Lahir Presiden pertama RI Soekarno (Bung Karno) di Blitar, Jatim, pada Minggu (6/6) yang dihadiri anggota Fraksi PDIP DPRD Surabaya.

Sepulang dari Blitar, sejumlah anggota DPRD Surabaya merasakan badannya panas. Setelah dilakukan tes usap antigen ternyata hasilnya ada yang positif COVID-19. Anggota dewan lainnya yang satu komisi dengan mereka juga dikabarkan ada yang tertular. 

Dengan demikian, semua anggota DPRD Surabaya dari Komisi A, B, C, dan D melakukan tes usap secara bertahap guna memastikan mereka tertular virus corona atau tidak.

Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono hingga berita ini ditulis belum bisa dikonfirmasi. Saat dihubungi melalui ponsel dan pesan WhastApp juga belum ada respons.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021