Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, tetap melakukan pengawasan yang ketat pada pekerja migran Indonesia asal Kota Kediri yang baru pulang ke Tanah Air, dengan melakukan isolasi serta tes usap demi mencegah penyebaran COVID-19.
"Hingga kini sudah ada 20 orang pekerja migran yang baru pulang ke Kota Kediri. Kami tetap tegakkan protokol dengan isolasi," kata Pelaksana Tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri Indun Munawaroh di Kediri, Senin.
Ia menambahkan pekerja migran yang datang ke Kota Kediri itu berasal dari berbagai kelurahan. Saat proses isolasi, mereka juga akan dilakukan tes usap demi mencegah penyebaran COVID-19.
Selain itu, pengawasan ketat dilakukan pada pekerja migran sebagai upaya mengantisipasi penyebaran COVID-19, terlebih sudah ada temuan kasus COVID-19 dengan varian B1351 dari Afrika Selatan, serta B117 asal Inggris yang saat ini masuk Indonesia melalui pekerja migran yang baru pulang ke Tanah Air.
Salah satu pekerja migrsn yang baru datang di Kota Kediri adalah Sudarmi. Ia baru datang dari Hong Kong dan saat ini isolasi di Posko PPKM Kelurahan Burengan, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.
Lurah Burengan Adi Sutrisno mengemukakan pekerja migran yang baru datang ke Tanah Air akan diisolasi di Asrama Haji Surabaya selama dua hari sambil menunggu hasil tes usab PCR pertama keluar.
"Sebelum sampai di Kota Kediri, Sudarmini telah melakukan dua kali swab (usap), yaitu di Hong Kong dan asrama haji. Alhamdulillah hasilnya negatif dan pagi tadi juga sudah melakukan 'swab' PCR oleh Puskesmas Pesantren 2," kata dia.
Dia mengatakan saat ini ada dua orang pekerja migran asal Kelurahan Burengan yang telah tiba. Untuk pekerja migran yang datang pertama juga isolasi dan ketika tes usap hasilnya negatif diizinkan pulang ke rumah dan isolasi mandiri di rumah.
"Pekerja migran yang datang pertama sudah dipulangkan ke keluarganya. Setelah sebelumnya juga dilakukan swab PCR ke-2 dan hasilnya negatif. Saat ini, pekerja migran tersebut menjalankan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari," kata dia.
Ia juga menambahkan fasilitas untuk tempat isolasi bagi pekerja migran asal Kelurahan Burengan juga disediakan dengan baik antara lain tempat tidur, televisi, kipas angin, mesin genset, mushalla, dapur umum, hingga jaringan wifi.
"Setelah melakukan isolasi di Posko PPKM, pekerja migran yang sudah dipulangkan ke keluarganya juga masih akan dipantau oleh petugas," kata dia.
Ia juga meminta masyarakat di Kelurahan Burengan tidak khawatir dengan kepulangan PMI di daerahnya.
"Masyarakat sudah kami berikan edukasi melalui RT, RW, kader PKK dan kader posyandu. Yang terpenting selalu terapkan 5M (memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mencuci tangan, dan mengurangi mobilitas)," katanya.
Kasus COVID-19 di Kota Kediri hingga Minggu (23/5), mencapai 1.401 orang yang sudah terkonfirmasi positif COVID-19. Terdapat lima orang yang masih dirawat, 1.252 orang sembuh, dan 144 orang meninggal dunia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Hingga kini sudah ada 20 orang pekerja migran yang baru pulang ke Kota Kediri. Kami tetap tegakkan protokol dengan isolasi," kata Pelaksana Tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri Indun Munawaroh di Kediri, Senin.
Ia menambahkan pekerja migran yang datang ke Kota Kediri itu berasal dari berbagai kelurahan. Saat proses isolasi, mereka juga akan dilakukan tes usap demi mencegah penyebaran COVID-19.
Selain itu, pengawasan ketat dilakukan pada pekerja migran sebagai upaya mengantisipasi penyebaran COVID-19, terlebih sudah ada temuan kasus COVID-19 dengan varian B1351 dari Afrika Selatan, serta B117 asal Inggris yang saat ini masuk Indonesia melalui pekerja migran yang baru pulang ke Tanah Air.
Salah satu pekerja migrsn yang baru datang di Kota Kediri adalah Sudarmi. Ia baru datang dari Hong Kong dan saat ini isolasi di Posko PPKM Kelurahan Burengan, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.
Lurah Burengan Adi Sutrisno mengemukakan pekerja migran yang baru datang ke Tanah Air akan diisolasi di Asrama Haji Surabaya selama dua hari sambil menunggu hasil tes usab PCR pertama keluar.
"Sebelum sampai di Kota Kediri, Sudarmini telah melakukan dua kali swab (usap), yaitu di Hong Kong dan asrama haji. Alhamdulillah hasilnya negatif dan pagi tadi juga sudah melakukan 'swab' PCR oleh Puskesmas Pesantren 2," kata dia.
Dia mengatakan saat ini ada dua orang pekerja migran asal Kelurahan Burengan yang telah tiba. Untuk pekerja migran yang datang pertama juga isolasi dan ketika tes usap hasilnya negatif diizinkan pulang ke rumah dan isolasi mandiri di rumah.
"Pekerja migran yang datang pertama sudah dipulangkan ke keluarganya. Setelah sebelumnya juga dilakukan swab PCR ke-2 dan hasilnya negatif. Saat ini, pekerja migran tersebut menjalankan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari," kata dia.
Ia juga menambahkan fasilitas untuk tempat isolasi bagi pekerja migran asal Kelurahan Burengan juga disediakan dengan baik antara lain tempat tidur, televisi, kipas angin, mesin genset, mushalla, dapur umum, hingga jaringan wifi.
"Setelah melakukan isolasi di Posko PPKM, pekerja migran yang sudah dipulangkan ke keluarganya juga masih akan dipantau oleh petugas," kata dia.
Ia juga meminta masyarakat di Kelurahan Burengan tidak khawatir dengan kepulangan PMI di daerahnya.
"Masyarakat sudah kami berikan edukasi melalui RT, RW, kader PKK dan kader posyandu. Yang terpenting selalu terapkan 5M (memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mencuci tangan, dan mengurangi mobilitas)," katanya.
Kasus COVID-19 di Kota Kediri hingga Minggu (23/5), mencapai 1.401 orang yang sudah terkonfirmasi positif COVID-19. Terdapat lima orang yang masih dirawat, 1.252 orang sembuh, dan 144 orang meninggal dunia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021