Sebagai ibu rumah tangga, Nurul Istiqomah (25) bersyukur kelahiran anak pertamanya dijamin Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Menurutnya, dengan JKN-KIS proses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan tidak merepotkan dan gratis.
Sebelumnya, Nurul bercerita pernah menggunakan JKN-KIS untuk pelayanan kesehatan rawat inap karena sakit tifus. Dirawat selama sepekan, Nurul juga dilayani dengan baik dan tanpa mengeluarkan biaya sama sekali.
“Pelayanannya sama seperti yang tidak pakai BPJS. Nyaman, dilayani dengan baik. Untuk persalinannya tidak ada biaya sama sekali. Sebelumnya sudah pernah pakai waktu kepesertaan masih ditanggung pemerintah (penerima bantuan iuran), karena sakit tifus. Waktu itu rawat inap di puskesmas. Tidak ada biaya sama sekali, pelayanannya juga baik di sana,” terang warga Desa Wajak Kidul, Kabupaten Tulungagung ini.
Tidak hanya dirinya, orang tua dan mertua Nurul juga pernah merasakan manfaat pelayanan kesehatan dengan JKN-KIS.
Dia menceritakan bahwa orang tuanya mengidap penyakit Diabetes Melitus, sedangkan mertuanya mengidap stroke.
Semuanya tidak dipungut biaya sepeserpun. Kini kondisi mertuanya sudah sehat.
"Bapak punya sakit gula (diabetes Melitus). Dirawat tidak sampai tiga hari bapak meninggal. Kalau bapak mertua, pernah dipakai rawat inap juga, karena sakit stroke,” tuturnya.
Dari berbagai pengalaman pelayanan kesehatan yang didapatkan, baik dirinya sendiri maupun keluarga, Nurul merasa nyaman dengan adanya JKN-KIS. Iuran yang terjangkau, kesehatannya terjamin.
Oleh karenanya, Nurul berpesan kepada masyarakat yang belum terdaftar JKN-KIS agar segera mendaftar, karena sakit tidak dapat diketahui kapan datangnya. Menurut Nurul, iuran kepesertaan di JKN-KIS sangat terjangkau.
Namun demikian, dirinya juga berharap agar kualitas pelayanan kesehatan terus ditingkatkan.
“Kalau tidak ada BPJS pasti bingung, kan tidak ada jaminan kesehatannya. Jadi lebih enak pakai BPJS. Kita tidak pusing mikir biayanya misalkan mau berobat gitu. Terkait iuran, tidak berat, terjangkau. Sebandinglah dengan pelayanan kesehatannya. Kalau belum terpakai anggap saja kita nolong orang,” ucap Nurul.
Ia pun menyarankan agar masyarakat sebaiknya segera ikut program JKN-KIS ini. Ia memahami bahwa tidak ada satu manusia pun yang tahu kapan akan mendapatkan ujian sakit dan kapan waktunya membutuhkan pelayanan kesehatan.
"lebih enak pakai BPJS dari pada tidak, sangat menolong kita,” tutup Nurul. (ADV)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Menurutnya, dengan JKN-KIS proses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan tidak merepotkan dan gratis.
Sebelumnya, Nurul bercerita pernah menggunakan JKN-KIS untuk pelayanan kesehatan rawat inap karena sakit tifus. Dirawat selama sepekan, Nurul juga dilayani dengan baik dan tanpa mengeluarkan biaya sama sekali.
“Pelayanannya sama seperti yang tidak pakai BPJS. Nyaman, dilayani dengan baik. Untuk persalinannya tidak ada biaya sama sekali. Sebelumnya sudah pernah pakai waktu kepesertaan masih ditanggung pemerintah (penerima bantuan iuran), karena sakit tifus. Waktu itu rawat inap di puskesmas. Tidak ada biaya sama sekali, pelayanannya juga baik di sana,” terang warga Desa Wajak Kidul, Kabupaten Tulungagung ini.
Tidak hanya dirinya, orang tua dan mertua Nurul juga pernah merasakan manfaat pelayanan kesehatan dengan JKN-KIS.
Dia menceritakan bahwa orang tuanya mengidap penyakit Diabetes Melitus, sedangkan mertuanya mengidap stroke.
Semuanya tidak dipungut biaya sepeserpun. Kini kondisi mertuanya sudah sehat.
"Bapak punya sakit gula (diabetes Melitus). Dirawat tidak sampai tiga hari bapak meninggal. Kalau bapak mertua, pernah dipakai rawat inap juga, karena sakit stroke,” tuturnya.
Dari berbagai pengalaman pelayanan kesehatan yang didapatkan, baik dirinya sendiri maupun keluarga, Nurul merasa nyaman dengan adanya JKN-KIS. Iuran yang terjangkau, kesehatannya terjamin.
Oleh karenanya, Nurul berpesan kepada masyarakat yang belum terdaftar JKN-KIS agar segera mendaftar, karena sakit tidak dapat diketahui kapan datangnya. Menurut Nurul, iuran kepesertaan di JKN-KIS sangat terjangkau.
Namun demikian, dirinya juga berharap agar kualitas pelayanan kesehatan terus ditingkatkan.
“Kalau tidak ada BPJS pasti bingung, kan tidak ada jaminan kesehatannya. Jadi lebih enak pakai BPJS. Kita tidak pusing mikir biayanya misalkan mau berobat gitu. Terkait iuran, tidak berat, terjangkau. Sebandinglah dengan pelayanan kesehatannya. Kalau belum terpakai anggap saja kita nolong orang,” ucap Nurul.
Ia pun menyarankan agar masyarakat sebaiknya segera ikut program JKN-KIS ini. Ia memahami bahwa tidak ada satu manusia pun yang tahu kapan akan mendapatkan ujian sakit dan kapan waktunya membutuhkan pelayanan kesehatan.
"lebih enak pakai BPJS dari pada tidak, sangat menolong kita,” tutup Nurul. (ADV)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021