Pendiri grup komedi Bagito, Tubagus Dedi Suwendi Gumelar alias Mi'ing Bagito didapuk menjadi Duta Holding Bisnis Pesantren (Hebitren) karena mempunyai pengalaman seupa menjadi Duta Koperasi.
Dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Rabu, Bendahara Umum Hebitren KH. Abdul Hamid Wahid (Gus Hamid) membenarkan bahwa Mi'ing Bagito menjadi Duta Hebitren.
"Dia (Mi'ing Bagito) jadi Duta Hebitren. Dia antusias sekali mau mengabdikan diri untuk pesantren, dan ingin mengkomunikasikan bisnis dan pesantren agar bisnis pesantren dikenal," ujar Pengasuh Ponpes Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo itu.
Kata Gus Hamid (sapaannya), Mi'ing Bagito juga mengaku siap menyukseskan Muktamar Saudagar Pesantren yang akan dilaksanakan dalam rangkaian Festival Ekonomi Syariah dalam waktu dekat.
Sementara itu, Mi'ing Bagito yang juga hadir dalam peluncuran Distribution Center di Aula Ponpes Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Selasa (4/5) kemarin, menyampaikan siap menjadi Duta Hebitren, karena dirinya mempunyai pengalaman serupa saat menjadi "Duta Koperasi" selama tiga tahun dengan SK dari Menteri Koperasi/UMKM.
"Saya tertarik karena Hebitren itu merupakan himpunan dari entitas perekonomian pesantren. Ini membongkar pragadima lama bahwa santri hanya bisa ngaji atau hanya belajar agama, tapi sekarang banyak koperasi dan entitas bisnis yang berkembang dan menghidupi para santri," katanya.
Oleh karena itu, ia menghadiri acara peluncuran pusat distribusi (DC) di tiga pondok pesantren di Jawa Timur, yang digagas Hebitren bersama Bank Indonesia, sebagai percontohan nasional untuk peningkatan potensi perekonomian dan pengembangan bisnis pesantren di Indonesia.
"Saya hadir dan mengajak teman-teman untuk menjadi pendukung program Hebitren bersama BI dalam memberdayakan komunitas/entitas santri se-Indonesia," kata anggota DPR RI periode 2009-2014 itu.
Menurut Mi'ing, sejak zaman penjajahan, Indonesia sudah dikenal dengan pendidikan khas, yakni pesantren.
"Itu kelompok masyarakat yang potensial yang perlu didukung agar alumni pesantren mewarnai masyarakat dengan bekal agama dan bekal dunia atau bisnis. Jadi, Hebitren merupakan pintu masuk untuk memperbaiki ekonomi Indonesia melalui bercocok tanam, berdagang, berkebun, dan sebagainya. Karena itu saya senang bergabung dengan Hebitren," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Rabu, Bendahara Umum Hebitren KH. Abdul Hamid Wahid (Gus Hamid) membenarkan bahwa Mi'ing Bagito menjadi Duta Hebitren.
"Dia (Mi'ing Bagito) jadi Duta Hebitren. Dia antusias sekali mau mengabdikan diri untuk pesantren, dan ingin mengkomunikasikan bisnis dan pesantren agar bisnis pesantren dikenal," ujar Pengasuh Ponpes Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo itu.
Kata Gus Hamid (sapaannya), Mi'ing Bagito juga mengaku siap menyukseskan Muktamar Saudagar Pesantren yang akan dilaksanakan dalam rangkaian Festival Ekonomi Syariah dalam waktu dekat.
Sementara itu, Mi'ing Bagito yang juga hadir dalam peluncuran Distribution Center di Aula Ponpes Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Selasa (4/5) kemarin, menyampaikan siap menjadi Duta Hebitren, karena dirinya mempunyai pengalaman serupa saat menjadi "Duta Koperasi" selama tiga tahun dengan SK dari Menteri Koperasi/UMKM.
"Saya tertarik karena Hebitren itu merupakan himpunan dari entitas perekonomian pesantren. Ini membongkar pragadima lama bahwa santri hanya bisa ngaji atau hanya belajar agama, tapi sekarang banyak koperasi dan entitas bisnis yang berkembang dan menghidupi para santri," katanya.
Oleh karena itu, ia menghadiri acara peluncuran pusat distribusi (DC) di tiga pondok pesantren di Jawa Timur, yang digagas Hebitren bersama Bank Indonesia, sebagai percontohan nasional untuk peningkatan potensi perekonomian dan pengembangan bisnis pesantren di Indonesia.
"Saya hadir dan mengajak teman-teman untuk menjadi pendukung program Hebitren bersama BI dalam memberdayakan komunitas/entitas santri se-Indonesia," kata anggota DPR RI periode 2009-2014 itu.
Menurut Mi'ing, sejak zaman penjajahan, Indonesia sudah dikenal dengan pendidikan khas, yakni pesantren.
"Itu kelompok masyarakat yang potensial yang perlu didukung agar alumni pesantren mewarnai masyarakat dengan bekal agama dan bekal dunia atau bisnis. Jadi, Hebitren merupakan pintu masuk untuk memperbaiki ekonomi Indonesia melalui bercocok tanam, berdagang, berkebun, dan sebagainya. Karena itu saya senang bergabung dengan Hebitren," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021