Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mengisolasi sebanyak 3.636 orang pekerja migran Indonesia yang baru tiba dari sejumlah negara secara bertahap sejak 28 April 2021, dengan sebanyak 33 orang di antaranya dinyatakan positif COVID-19.

“Datangnya bertahap dan kami langsung lakukan isolasi, kemudian juga uji usap di sana,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Selasa.

Dari seluruh pekerja migran asal Jatim yang diisolasi atau karantina di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, sebanyak 33 orang dinyatakan terkonfirmasi COVID-19 sehingga harus dilakukan perawatan sesuai prosedur.

“Bagi yang positif COVID-19 diisolasi di RS Darurat Lapangan Indrapura dan RS Rujukan. Sedangkan, bagi pasien yang negatif akan dilakukan penjemputan oleh kabupaten dan kota masing-masing,” katanya.

Terkait deteksi mutasi, kata dia, Pemprov Jatim juga telah bekerja sama dengan “Institute of Tropical Disease” Universitas Airlangga untuk melakukan sequence genetik atau wholegenome sequencing sebagai upaya genomic surveilance atau deteksi dini adanya mutasi varian India, Inggris dan Afrika Selatan.

"Alhamdulillah, sampai hari ini berdasarkan laporan dari ITD Unair, telah ada 109 sampel dari Jawa Timur yang telah dilakukan sekuensing, sebanyak 86 sampel telah diunggah ke dalam database genome COVID-19 Internasional GISAID. Dan sampai hari ini belum ditemukan mutasi varian India, Inggris dan Afsel di Jatim," katanya.

Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut mengatakan bahwa pencegahan penyebaran mutasi ini juga membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak.

“Ini penting, sebab meskipun virus COVID-19 telah bermutasi, namun pencegahannya tetap sama yaitu dengan patuhi protokol kesehatan,” katanya.

Menurut Khofifah, upaya pencegahan mutasi masuk dan menyebar di Jatim membutuhkan kerja keras dari semua pihak, upaya karantina massal, genomic surveilance yang telah dilakukan tentunya masih sangat membutuhkan partisipasi masyarakat dengan patuh protokol kesehatan.

Pengetatan untuk mengantisipasi masuknya varian virus baru juga diiringi dengan vaksinasi masif yang terus dilakukan Pemprov Jatim.

Berdasar data Dinkes Jatim, untuk vaksinasi dosis pertama tercatat sebanyak 2.003.205 orang dan vaksinasi dosis kedua tercatat sebanyak 1.106.830 orang.

Jumlah ini adalah yang tertinggi di Indonesia berdasarkan data Kemenkes RI per 3 Mei 2021.

"Meskipun vaksinasi terus dimasifkan, namun yang terpenting tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Karena saat ini protokol kesehatan masih terbukti efektif untuk mencegah penularan COVID-19 meskipun sudah bermutasi," demikian Khofifah Indar Parawansa.

 

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021