Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) menciptakan alat terapi menggerakkan jari untuk pasien stroke yang diberi nama "Bulstopper".
Mahasiswa UMS Rafly Basyara Al Faizan di Surabaya, Senin mengatakan dia bersama timnya berinovasi dengan membuat Bulstoper untuk membantu penderita stroke yang mengalami gangguan gerak motorik, seperti sulit berjalan atau menggerakkan tangan.
"Di antara sekian terapi stroke, rehabilitasi konvensional adalah salah satu yang paling terkenal. Saat melakukan terapi stroke yang satu ini, pasien akan dibantu oleh terapis untuk dapat kembali mengontrol fungsi gerak tubuhnya. Alat kami akan menunjang terapi ini," kata Rafly.
Rafly menjelaskan Bulstoper ini dibuat untuk terapi jari penderita stroke. Pasien stroke akan memakai robot yang bentuknya menyerupai tangan.
Sementara terapisnya memakai sarung tangan yang sudah dipasang sensor sehingga setiap gerakan yang dibuat terapis akan diikuti robot tangan yang dipakai pasien.
"Saat ini robot buatan tim kami masih memakai daya powerbank, jadi terapi yang dilakukan terbatas waktunya. Selain itu, ukuran robot tangan juga masih custom sesuai ukuran jari pasien," katanya.
Dengan alat ini, pasien dan terapis juga bisa mengurangi kontak sehingga sangat efektif jika digunakan saat pandemi.
Meskipun masih perlu penyempurnaan, inovasi mahasiwa angkatan 2019 ini mampu meraih berbagai prestasi di ajang internasional bersaing dengan 20 negara.
Dekan FK UM Surabaya, dr HM Jusuf Wibisono mengungkapkan kreasi Bulstopper merupakan satu dari berbagai inovasi mahasiswa kedokteran setiap tahunnya. Berbagai prestasi ini juga telah berkompetisi dan meraih juara internasional.
"Kami ada tim dosen yang memotivasi mahasiswa untuk berinovasi di tiap angkatan. Inovasi terbaik akan kami dukung untuk mengikuti berbagai kompetisi," ujarnya.
Harapannya, inovasi para mahasiswa ini akan membantu kebutuhan terhadap alat inovasi di dunia medis.
"Dosen juga kami dorong untuk terus melakukan riset selama lima tahun kami berdiri. Sehingga banyak publikasi nasional, internasional bahkan yang terindeks scopus," ucapnya.
Untuk menunjang prestasi para mahasiswanya ini, sarana dan prasarana juga terus ditingkatkan.
"Dengan kami terus menerus berusaha meningkatkan kualitas, mulai dari sarana prasarana pendidikan, sumber daya insani, baik dosen maupun karyawan yang pada akhirnya diharapkan dapat menghasilkan lulusan dokter terbaik, berkualitas dan Islami yang dapat diterima dan mengabdi di masyarakat, dengan keunggulan memiliki jiwa enterpreunership dan mandiri," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Mahasiswa UMS Rafly Basyara Al Faizan di Surabaya, Senin mengatakan dia bersama timnya berinovasi dengan membuat Bulstoper untuk membantu penderita stroke yang mengalami gangguan gerak motorik, seperti sulit berjalan atau menggerakkan tangan.
"Di antara sekian terapi stroke, rehabilitasi konvensional adalah salah satu yang paling terkenal. Saat melakukan terapi stroke yang satu ini, pasien akan dibantu oleh terapis untuk dapat kembali mengontrol fungsi gerak tubuhnya. Alat kami akan menunjang terapi ini," kata Rafly.
Rafly menjelaskan Bulstoper ini dibuat untuk terapi jari penderita stroke. Pasien stroke akan memakai robot yang bentuknya menyerupai tangan.
Sementara terapisnya memakai sarung tangan yang sudah dipasang sensor sehingga setiap gerakan yang dibuat terapis akan diikuti robot tangan yang dipakai pasien.
"Saat ini robot buatan tim kami masih memakai daya powerbank, jadi terapi yang dilakukan terbatas waktunya. Selain itu, ukuran robot tangan juga masih custom sesuai ukuran jari pasien," katanya.
Dengan alat ini, pasien dan terapis juga bisa mengurangi kontak sehingga sangat efektif jika digunakan saat pandemi.
Meskipun masih perlu penyempurnaan, inovasi mahasiwa angkatan 2019 ini mampu meraih berbagai prestasi di ajang internasional bersaing dengan 20 negara.
Dekan FK UM Surabaya, dr HM Jusuf Wibisono mengungkapkan kreasi Bulstopper merupakan satu dari berbagai inovasi mahasiswa kedokteran setiap tahunnya. Berbagai prestasi ini juga telah berkompetisi dan meraih juara internasional.
"Kami ada tim dosen yang memotivasi mahasiswa untuk berinovasi di tiap angkatan. Inovasi terbaik akan kami dukung untuk mengikuti berbagai kompetisi," ujarnya.
Harapannya, inovasi para mahasiswa ini akan membantu kebutuhan terhadap alat inovasi di dunia medis.
"Dosen juga kami dorong untuk terus melakukan riset selama lima tahun kami berdiri. Sehingga banyak publikasi nasional, internasional bahkan yang terindeks scopus," ucapnya.
Untuk menunjang prestasi para mahasiswanya ini, sarana dan prasarana juga terus ditingkatkan.
"Dengan kami terus menerus berusaha meningkatkan kualitas, mulai dari sarana prasarana pendidikan, sumber daya insani, baik dosen maupun karyawan yang pada akhirnya diharapkan dapat menghasilkan lulusan dokter terbaik, berkualitas dan Islami yang dapat diterima dan mengabdi di masyarakat, dengan keunggulan memiliki jiwa enterpreunership dan mandiri," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021