Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas mendukung upaya pengembangan pisang jenis cavendish seiring sebagian besar petani hortikultura Banyuwangi beralih budi daya pisang yang juga biasa disebut pisang ambon putih.

"Kami akan seriusi mengembangkan pisang ini. Potensinya yang besar serta kondisi alamnya yang cocok dengan Banyuwangi, ini patut untuk dioptimalkan," ujar Bupati Ipuk di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu.

Katanya, hingga saat ini lahan pisang di Banyuwangi tersentra di Kecamatan Bangorejo, Tegaldlimo, Purwoharjo, Muncar, dan Kecamatan Cluring.

"Melihat ini, kami akan mendorong pisang cavendish dikembangkan oleh petani hortikultura. Apalagi budi daya pisang ini melibatkan banyak tenaga kerja,. Contohnya Pak Gunawan yang mempekerjakan warga sekitarnya mencapai 40 orang," ujarnya.

Gunawan, salah seorang petani di Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, mengatakan sejak sembilan bulan lalu ia beralih dari petani jeruk menjadi petani pisang.

"Setelah melihat pasar, kami beralih untuk menanam pisang cavendish. Permintaannya sangat tinggi dan harganya relatif stabil," katanya.

Saat ini, katanya, ia harus menyediakan 7 ton pisang cavendish setiap harinya untuk pasar Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta. "Kami terus bekerja keras menyiapkan pasokan tersebut," kata Gunawan, yang juga Ketua Kelompok Tani Makmur itu.

Menurut ia, pengembangan pisang cavendish cukup mudah di Banyuwangi. Gunawan menyebutkan pada tahun pertama bisa panen hingga dua kali, dan pada tahun kedua bisa panen hingga tiga kali dengan interval waktu empat bulanan.

"Alhamdulillah, hasilnya lumayan. Sekali panen dari satu hektare lahan bisa menghasilkan Rp250 juta. Setahun minim panen dua kali. Lebih menjanjikan dibanding jeruk," ujarnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021