Mabes TNI masih terus mengupayakan pengangkatan atau evakuasi bangkai kapal selam KRI Nanggala-402 yang berada di dasar laut dengan kedalaman 838 meter di perairan laut utara Pulau Bali.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan evakuasi bangkai KRI Nanggala terus diupayakan dengan tetap menyiagakan kapal-kapal perang TNI AL, termasuk kapal luar negeri (Singapura) kapal penyelamat MV Swift Rescue di sekitar lokasi kejadian.
"Tetap kami upayakan evakuasi. Di sebelah kita masih ada kapal MV Swift Rescue dan juga ada KRI Rigel-933 serta kapal TNI AL lainnya yang masih tetap memantau posisi KRI Nanggala," ujar Laksamana TNI Yudo Margono usai melaksanakan tabur bunga dari atas KRI dr. Soeharso di perairan laut utara Pulau Bali, Jumat.
Ia memastikan posisi kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam sejak 21 April 2021 tidak bergeser dari tempat semula ditemukannya kapal selam buatan Jerman tahun 1977 itu.
"Sampai saat ini (posisi kapal selam) tidak bergerak atau tetap. Kami juga sudah kerja sama dengan SKK Migas, kapalnya memiliki kemampuan mengangkat beban di kedalaman laut seribu meter," katanya.
Selain itu, lanjut Yudo, dari Angkatan Laut China juga menawarkan untuk pengangkatan kapal selam. Kapal AL China memiliki kemampuan mengangkat bangkai kapal di kedalaman seribu meter.
"Tawaran dari Angkatan Laut China juga sudah kami laporkan ke Bapak Panglima TNI dan kapal milik Angkatan Laut China juga sedang dalam perjalanan ke sini," tuturnya.
Dengan partisipasi dan simpati dari beberapa negara sahabat, lanjut Kasal, dapat membantu evakuasi bangkai kapal selam Nanggala-402 dari dasar laut.
Mengenai target evakuasi KRI Nanggala-402? "Kami kira tidak perlu target, yang artinya saat kapal (SKK Migas dan milik AL China) tiba pasti langsung bekerja. Karena ini memang evakuasi yang kedalamannya 838 meter dan tidak bisa dengan waktu yang singkat, ini yang harus dipahami," ucap Yudo.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan evakuasi bangkai KRI Nanggala terus diupayakan dengan tetap menyiagakan kapal-kapal perang TNI AL, termasuk kapal luar negeri (Singapura) kapal penyelamat MV Swift Rescue di sekitar lokasi kejadian.
"Tetap kami upayakan evakuasi. Di sebelah kita masih ada kapal MV Swift Rescue dan juga ada KRI Rigel-933 serta kapal TNI AL lainnya yang masih tetap memantau posisi KRI Nanggala," ujar Laksamana TNI Yudo Margono usai melaksanakan tabur bunga dari atas KRI dr. Soeharso di perairan laut utara Pulau Bali, Jumat.
Ia memastikan posisi kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam sejak 21 April 2021 tidak bergeser dari tempat semula ditemukannya kapal selam buatan Jerman tahun 1977 itu.
"Sampai saat ini (posisi kapal selam) tidak bergerak atau tetap. Kami juga sudah kerja sama dengan SKK Migas, kapalnya memiliki kemampuan mengangkat beban di kedalaman laut seribu meter," katanya.
Selain itu, lanjut Yudo, dari Angkatan Laut China juga menawarkan untuk pengangkatan kapal selam. Kapal AL China memiliki kemampuan mengangkat bangkai kapal di kedalaman seribu meter.
"Tawaran dari Angkatan Laut China juga sudah kami laporkan ke Bapak Panglima TNI dan kapal milik Angkatan Laut China juga sedang dalam perjalanan ke sini," tuturnya.
Dengan partisipasi dan simpati dari beberapa negara sahabat, lanjut Kasal, dapat membantu evakuasi bangkai kapal selam Nanggala-402 dari dasar laut.
Mengenai target evakuasi KRI Nanggala-402? "Kami kira tidak perlu target, yang artinya saat kapal (SKK Migas dan milik AL China) tiba pasti langsung bekerja. Karena ini memang evakuasi yang kedalamannya 838 meter dan tidak bisa dengan waktu yang singkat, ini yang harus dipahami," ucap Yudo.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021