Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk gemar makan sebagai upaya mencegah stunting dan gizi buruk.
 
Anggia mengemukakan tingkat kecerdasan seseorang mulai terbentuk sejak mulai janin. Usia 1.000 hari pertama akan menentukan tingkat perkembangan bayi, sehingga diharapkan di usia tersebut anak diberikan nutrisi optimal.

"Stunting ini tidak kelihatan. Proses kecerdasan perkembangan bayi dimulai 1.000 hari utama di kehidupan. Jadi, ini krusial," katanya saat menghadiri safari gerakan memasyarakatkan makan ikan (gemarikan) di Aula PCNU Kabupaten Tulungagung, Kamis. 

Ia menambahkan, rentang 2030-2040 Indoensia akan terjadi bonus demografi. Untuk itu, sejak awal harus membentuk generasi penerus yang benar-benar mampu memberikan performa, kinerja maksimal untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, hingga bangsa.

Jika hal itu tidak dilakukan mulai awal, kata dia, dikhawatirkan akan menjadi generasi yang performanya kurang baik. Ia tidak bisa menjadi pemecah masalah, tidak punya inisiatif apalagi bersaing. Hal itu tentunya akan merugikan diri sendiri. Selain itu, nantinya juga dikhawatirkan rawan terkena penyakit yang tidak menular seperti stroke, diabetes hingga paru-paru.

Anggia yang juga kader PKB ini  mengemukakan pihaknya sangat konsenstrasi untuk menggalakkan masyarakat agar gemar makan ikan.

Bahkan, dirinya juga mempunyai tagline  gerakan umat sehat gemar makan ikan. Ia berharap, kampanye ini akan diikuti seluruh pihak termasuk organisasi masyarakat. 

Sementara itu, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Artati Widiarti mengatakan pemerintah fokus pada penanganan gizi buruk dan mencegah stunting.

Dari angka riset kesehatan dasar pada 2018, Indonesia masih punya 30,9 persen kasus stunting, yang artinya satu dari tiga balita gagal tumbuh. Balita mengalami kekurangan gizi dalam waktu yang lama sehingga pertumbuhan tinggi badan rendah atau pendek dari standar usianya. 

Selain pertumbuhan tinggi badan rendah, juga diikuti performa yang kurang baik di memori belajarnya. Sehingga masalah itu harus diatasi.

"Jangan sampai stunting yang ada saat tumbuh dewasa menjadi pribadi kurang produktif, sehingga alih-alih bisa menjadi aktor utama dalam pembangunan, tapi bisa menjadi beban. Ini bisa menyebabkan lost generation, angkatan yang kurang produktif," kata Artati. 

Mengonsumi ikan, kata dia, baik untuk tubuh. Di dalamnya ada kandungan gizi dari omega 3 yang penting untuk kecerdasan 1.000 hari pertama kehidupan. Pada orang dewasa, omega 3 untuk meningkatkan elastisitas pembuluh darah.

Untuk itu, pihaknya intensif juga sinergi dengan berbagai pihak untuk kampanye gemar makan ikan.  
 
Bupati Tulungagung Maryoto Birowo yang juga hadir dalam acara itu mengatakan sangat mendukung kampanye gemar makan ikan tersebut. Pemkab juga mempunyai program untuk mengurangi stunting dengan kampanye gemar makan ikan. 

Ia menambahkan, produksi ikan di Tulungagung juga berlimpah baik ikan air tawar maupun ikan laut. Untuk itu, program akan terus digalakkan demi memenuhi gizi pada anak-anak agar pintar dan cerdas.

"Percepatan mengurangi stunting ini menjadi skala prioritas dengan program kampanye gemar makan ikan dan intervensi, sehingga mendorong minat masyarakat untuk konsumsi ikan," kata Bupati. 

Hadir dalam acara itu, selain Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini, juga dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jatim, Bupati Tulungagung serta jajarannya, dan para peserta dari berbagai macam perwakilan masyarakat.

Dalam acara itu juga diberikan paket olahan ikan secara simbolis yang terdiri dari bakso ikan, tahu ikan, nuget, dan beragam makanan lain dari bahan baku ikan. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021