Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendorong peningkatan ekspor sarang burung walet dari wilayah setempat, mengingat prospeknya yang cukup bagus karena merupakan komoditas pangan asal hewan yang memiliki nilai gizi dan ekonomi yang tinggi.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Drajat Irawan di Surabaya, Selasa, mengatakan dorongan peningkatan ekspor dilakukan dengan memfasilitasi standardisasi, kemudian memfasilitasi kelancaran proses ekspor melalui koordinasi dengan instansi sektoral terkait kegiatan ekspor.

Selain itu melakukan pemanfaatan FTA (Free Trade Agreement) kepada pelaku usaha dan optimalisasi penggunaan dokumen Surat Keterangan Asal (SKA).

"Kami juga akan melakukan optimalisasi fungsi Export Center atau inovasi teknologi melalui Sipintar (Sistem Informasi Perdagangan Internasional) serta Dashboard PEPI, yakni layanan chatbot klinik INDAG," katanya.

Berdasarkan data Pusdatin Kemenperin, nilai ekspor sarang burung walet Jatim pada 2020 adalah 99,43 juta dolar AS dengan total seberat 209,5 kilogram

Sasaran pasar ekspor utama saat ini adalah China, dengan kontribusi senilai 46 juta dolar AS, meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya senilai 38,5 juta dolar AS.

Namun demikian, kata Drajat, beberapa pasar yang bisa digarap saat ini menyusul China adalah Hong Kong, Amerika Serikat, dan Singapura.

"Dengan potensinya yang sangat besar untuk mengisi kebutuhan pasar, pelaku usaha sarang burung walet di Jatim diharapkan mampu meningkatkan kualitas produksi agar bisa mengambil peluang ekspor dari komoditas tersebut," katanya.

Ia berharap, dengan berbagai strategi maupun kebijakan itu dapat meningkatkan kinerja ekspor Jatim serta memulihkan perekonomian dan transformasi ekonomi menuju Jatim Bangkit pada 2021.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021