Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mendukung upaya pemerintah memperluas investasi BUMN dan swasta di luar negeri, seperti di Kamboja, karena akan memberi profit atau pemasukan lebih besar sekaligus mendatangkan devisa.
Sebelumnya, senator asal Jawa Timur ini menilai pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dengan PM Kamboja Hun Sen, yang membahas kerja sama bilateral kedua negara di bidang perdagangan dan investasi di Kamboja akan membuka peluang.
"Dengan pertemuan tersebut, peluang perusahaan Indonesia untuk memperluas investasi menjdi sangat terbuka luas. Saya yakin BUMN dan perusahaan swasta kita mampu memanfaatkan kesempatan ini,” ujar LaNyalla dalam keterangan persnya di Surabaya, Senin.
Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur itu mengatakan, perluasan pasar di Kamboja merupakan tahapan untuk bisa bersaing di pasar global.
"Investasi yang dilakukan selain melihat besaran dari devisa yang diperoleh, terpenting lagi adalah dampak jangka panjang yang dihasilkan. Pasar Kamboja ini bisa menjadi salah satu tahapan menuju ke pasar global yang lebih luas, tinggal bagaimana BUMN dan perusahaan swasta tersebut menunjukkan kemampuan bersaingnya secara maksimal," katanya.
Dijelaskan LaNyalla, ada beberapa sektor yang bisa menjadi andalan untuk masuk ke Kamboja. Seperti sistem perkeretaapian dan pemenuhan kebutuhan gerbong kereta, pembangunan pembangkit listrik apung, kebutuhan kapal tunda (tugboat), dan proyek infrastruktur di Kamboja.
"Ini menjadi angin segar bagi BUMN dan swasta yang bergerak di bidang tersebut. Mereka harus dapat bekerja secara profesional dan dapat membawa nama baik Indonesia, agar langkah ke depan menjadi lebih mudah bagi Indonesia dalam berinvestasi ke negara lainnya," kata alumnus Universitas Brawijaya Malang itu.
Sementara itu, berdasarkan data yang dikumpulkan dari perwakilan RI di luar negeri, di tahun 2020 nilai investasi BUMN di seluruh dunia (outbond) mencapai 17,5 miliar dolar AS.
Oleh karena itu, La Nyalla meminta BUMN untuk terus mandiri mencari cara menaikkan investasi di mancanegara serta turut memperbesar pasar ekspor nasional.
"Perkuat lagi kerja sama antara Kementerian BUMN dan Kementerian Luar Negeri agar diplomasi ekonomi lebih kuat sehingga BUMN lebih ekspansif ke luar negeri lewat investasi-investasi di sektor strategis. Dorong lagi performa ekspor Indonesia dan perlunya menggaet investor asing agar berinvestasi ke Indonesia di berbagai sektor yang diminati,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Sebelumnya, senator asal Jawa Timur ini menilai pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dengan PM Kamboja Hun Sen, yang membahas kerja sama bilateral kedua negara di bidang perdagangan dan investasi di Kamboja akan membuka peluang.
"Dengan pertemuan tersebut, peluang perusahaan Indonesia untuk memperluas investasi menjdi sangat terbuka luas. Saya yakin BUMN dan perusahaan swasta kita mampu memanfaatkan kesempatan ini,” ujar LaNyalla dalam keterangan persnya di Surabaya, Senin.
Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur itu mengatakan, perluasan pasar di Kamboja merupakan tahapan untuk bisa bersaing di pasar global.
"Investasi yang dilakukan selain melihat besaran dari devisa yang diperoleh, terpenting lagi adalah dampak jangka panjang yang dihasilkan. Pasar Kamboja ini bisa menjadi salah satu tahapan menuju ke pasar global yang lebih luas, tinggal bagaimana BUMN dan perusahaan swasta tersebut menunjukkan kemampuan bersaingnya secara maksimal," katanya.
Dijelaskan LaNyalla, ada beberapa sektor yang bisa menjadi andalan untuk masuk ke Kamboja. Seperti sistem perkeretaapian dan pemenuhan kebutuhan gerbong kereta, pembangunan pembangkit listrik apung, kebutuhan kapal tunda (tugboat), dan proyek infrastruktur di Kamboja.
"Ini menjadi angin segar bagi BUMN dan swasta yang bergerak di bidang tersebut. Mereka harus dapat bekerja secara profesional dan dapat membawa nama baik Indonesia, agar langkah ke depan menjadi lebih mudah bagi Indonesia dalam berinvestasi ke negara lainnya," kata alumnus Universitas Brawijaya Malang itu.
Sementara itu, berdasarkan data yang dikumpulkan dari perwakilan RI di luar negeri, di tahun 2020 nilai investasi BUMN di seluruh dunia (outbond) mencapai 17,5 miliar dolar AS.
Oleh karena itu, La Nyalla meminta BUMN untuk terus mandiri mencari cara menaikkan investasi di mancanegara serta turut memperbesar pasar ekspor nasional.
"Perkuat lagi kerja sama antara Kementerian BUMN dan Kementerian Luar Negeri agar diplomasi ekonomi lebih kuat sehingga BUMN lebih ekspansif ke luar negeri lewat investasi-investasi di sektor strategis. Dorong lagi performa ekspor Indonesia dan perlunya menggaet investor asing agar berinvestasi ke Indonesia di berbagai sektor yang diminati,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021