Ikan hiu paus (Rhincodon typus) yang terdampar di Pantai Bayeman, Tulungagung, Jawa Timur sejak Kamis (22/4) sore karena terjerat jaring pukat nelayan akhirnya mati kehabisan oksigen.
"Upaya nelayan dan petugas mendorong ikan besar berukuran panjang 7,4 meter dan lingkar badan 2 meter itu gagal karena berat tubuh ikan yang diperkirakan mencapai dua ton lebih," tutur Sukarji, salah satu nelayan yang menjadi saksi mata peristiwa terdamparnya ikan hiu paus itu dikonfirmasi di Pantai Bayeman, Jumat.
Badan ikan yang sudah terjebak dalam kubangan pasir pantai sama sekali tidak bergerak meski jumlah relawan yang mencoba membantu mendorongnya ke arah laut semakin banyak.
Upaya evakuasi dihentikan sekitar pukul 23.00 WIB dan ikan paus muda yang diperkirakan berusia 2-3 tahunan tersebut mati seiring air yang semula pasang kembali surut.
"Hiu paus ini jenisnya ikan yang bernafas dengan insang. Jadi ikan ini harus berada dalam air untuk menjaga agar insangnya terendam," terang Kepala Pelabuhan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur Imam Abdullah yang tampak di lokasi hiu paus terdampar.
Keberadaan hiu paus yang terdampar dan mati ini sempat menjadi tontonan warga yang penasaran ingin melihat. Evakuasi dilakukan pada Jumat siang setelah tim dati Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Wilayah Kerja Jawa Timur tiba untuk melakukan identifikasi.
Menurut keterangan nelayan, peristiwa ikan hiu paus terdampar di pesisir Tulungagung sudah beberapa kali terjadi sejak 1990-an.
Sebelumnya sekitar tahun 2017 hiu paus dewasa juga ditemukan terdampar dan mati di Pantai Genjor yang berada di perbatasan wilayah Tulungagung dan Trenggalek, dan sekitar 1990-an di pantai Gemah.
Semuanya yang terdampar jenis hiu paus (Rhincodon typus). Ikan hiu pemakan plankton dan ikan kecil rata-rata terdampar karena berburu ikan kecil yang banyak populasinya di sekitar pesisir pantai.
Kejadian hiu paus yang terdampar dan akhirnya mati di Pantai Bayeman memiliki karakteristik kasus yang sama. Ikan besar seukuran perahu sampan nelayan ini disebut nelayan sempat terjerat jaring pukat nelayan dan terseret hingga tepi pantai.
"Ikan hiu ini mungkin memburu ikan-ikan yang tertangkap jaring nelayan. Saat mencoba menerkam ikan-ikan kecil yang ada di dalam jaring (pukat) inilah hiu ini akhirnya ikut terjerat dan terseret hingga pinggir pantai," tutur Sukarji.
Nelayan sebenarnya sudah berusaha melepaskan ikan hiu dari jaring dengan cara memotong bagian jaring yang menjerat tibu hiu. Namun upaya itu sia-sia karena ikan besar ini yang terus meronta hingga akhirnya terbawa jaring hingga bibir pantai. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Upaya nelayan dan petugas mendorong ikan besar berukuran panjang 7,4 meter dan lingkar badan 2 meter itu gagal karena berat tubuh ikan yang diperkirakan mencapai dua ton lebih," tutur Sukarji, salah satu nelayan yang menjadi saksi mata peristiwa terdamparnya ikan hiu paus itu dikonfirmasi di Pantai Bayeman, Jumat.
Badan ikan yang sudah terjebak dalam kubangan pasir pantai sama sekali tidak bergerak meski jumlah relawan yang mencoba membantu mendorongnya ke arah laut semakin banyak.
Upaya evakuasi dihentikan sekitar pukul 23.00 WIB dan ikan paus muda yang diperkirakan berusia 2-3 tahunan tersebut mati seiring air yang semula pasang kembali surut.
"Hiu paus ini jenisnya ikan yang bernafas dengan insang. Jadi ikan ini harus berada dalam air untuk menjaga agar insangnya terendam," terang Kepala Pelabuhan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur Imam Abdullah yang tampak di lokasi hiu paus terdampar.
Keberadaan hiu paus yang terdampar dan mati ini sempat menjadi tontonan warga yang penasaran ingin melihat. Evakuasi dilakukan pada Jumat siang setelah tim dati Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Wilayah Kerja Jawa Timur tiba untuk melakukan identifikasi.
Menurut keterangan nelayan, peristiwa ikan hiu paus terdampar di pesisir Tulungagung sudah beberapa kali terjadi sejak 1990-an.
Sebelumnya sekitar tahun 2017 hiu paus dewasa juga ditemukan terdampar dan mati di Pantai Genjor yang berada di perbatasan wilayah Tulungagung dan Trenggalek, dan sekitar 1990-an di pantai Gemah.
Semuanya yang terdampar jenis hiu paus (Rhincodon typus). Ikan hiu pemakan plankton dan ikan kecil rata-rata terdampar karena berburu ikan kecil yang banyak populasinya di sekitar pesisir pantai.
Kejadian hiu paus yang terdampar dan akhirnya mati di Pantai Bayeman memiliki karakteristik kasus yang sama. Ikan besar seukuran perahu sampan nelayan ini disebut nelayan sempat terjerat jaring pukat nelayan dan terseret hingga tepi pantai.
"Ikan hiu ini mungkin memburu ikan-ikan yang tertangkap jaring nelayan. Saat mencoba menerkam ikan-ikan kecil yang ada di dalam jaring (pukat) inilah hiu ini akhirnya ikut terjerat dan terseret hingga pinggir pantai," tutur Sukarji.
Nelayan sebenarnya sudah berusaha melepaskan ikan hiu dari jaring dengan cara memotong bagian jaring yang menjerat tibu hiu. Namun upaya itu sia-sia karena ikan besar ini yang terus meronta hingga akhirnya terbawa jaring hingga bibir pantai. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021