Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengeluarkan surat imbauan kepada jajaran pegawai di lingkungan pemerintah daerah setempat, termasuk warga Lamongan, untuk mengenakan kostum, atribut, atau baju Persela pada Jumat (23/4), guna memperingati HUT ke-54 klub berjuluk “Laskar Joko Tingkir” tersebut.
“Imbauan ini bertujuan menumbuhkan rasa memiliki terhadap klub Persela sebagai ikon dan kebanggaan, serta menumbuhkan geliat UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) di Lamongan,” sebut surat imbauan Bupati Yuhronur yang beredar di Lamongan, Kamis.
Yuhronur sangat identik dengan Persela Lamongan, karena sekitar 17 tahun lamanya ikut berkecimpung menangani klub berkostum biru muda itu, sejak sebelum Liga 1.
Kiprah itu pula yang kemudian diapresiasi Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) PWI Jatim dengan penghargaan Tokoh Olahraga Terbaik Jatim pada puncak Hari Pers Nasional 2021 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, 9 April lalu.
”Kami akan terus berupaya menjaga eksistensi Persela di kompetisi kasta tertinggi Indonesia, karena Persela telah menjadi kebanggaan warga Lamongan,” kata Bupati Yuhronur, seusai menerima SIWO PWI Jatim Award 2021.
Merayakan hari ulang tahunnya ke-54 tahun ini, Laskar Joko Tingkir berusaha tetap eksis saat pandemi Covid-19 mendera Indonesia dan berdampak terhadap dunia sepak bola di Tanah Air, terutama klub mengalami kesulitan.
Berdiri 18 April 1967, Persela baru mulai menunjukkan eksistensinya di pentas sepak bola nasional setelah kompetisi memasuki era profesional. Itu pun setelah berjalan sembilan tahun atau tepatnya pada musim 2003, ketika mereka sukses promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia, level tertinggi kompetisi sepak bola kala itu.
Sejarah panjang itulah yang membuat mantan manajer yang kini menjadi Bupati Lamongan Yuhronur Efendi tidak ingin melihat Persela terpuruk.
“Persela harus tetap eksis, Persela harus tetap menjadi kebanggaan suporter LA Mania, Persela harus tetap jadi kebanggaan warga Lamongan,” ujarnya.
"Persela Lamongan sudah menjadi ikon Kabupaten Lamongan, seluruh warga Lamongan harus punya rasa memiliki terhadap Persela. Selain itu, dengan mengenakan jersey (kostum), atribut, dan baju Persela yang selama ini juga menjadi produk banyak UMKM di Lamongan, diharapkan bisa menjadi pemantik industri kecil tetap eksis di tengah pandemi saat ini. Inilah yang kami tangkap dari imbauan Pak Bupati soal pemakaian jersey Persela selama satu hari," kata Manajer Persela Edy Yunan Achmadi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
“Imbauan ini bertujuan menumbuhkan rasa memiliki terhadap klub Persela sebagai ikon dan kebanggaan, serta menumbuhkan geliat UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) di Lamongan,” sebut surat imbauan Bupati Yuhronur yang beredar di Lamongan, Kamis.
Yuhronur sangat identik dengan Persela Lamongan, karena sekitar 17 tahun lamanya ikut berkecimpung menangani klub berkostum biru muda itu, sejak sebelum Liga 1.
Kiprah itu pula yang kemudian diapresiasi Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) PWI Jatim dengan penghargaan Tokoh Olahraga Terbaik Jatim pada puncak Hari Pers Nasional 2021 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, 9 April lalu.
”Kami akan terus berupaya menjaga eksistensi Persela di kompetisi kasta tertinggi Indonesia, karena Persela telah menjadi kebanggaan warga Lamongan,” kata Bupati Yuhronur, seusai menerima SIWO PWI Jatim Award 2021.
Merayakan hari ulang tahunnya ke-54 tahun ini, Laskar Joko Tingkir berusaha tetap eksis saat pandemi Covid-19 mendera Indonesia dan berdampak terhadap dunia sepak bola di Tanah Air, terutama klub mengalami kesulitan.
Berdiri 18 April 1967, Persela baru mulai menunjukkan eksistensinya di pentas sepak bola nasional setelah kompetisi memasuki era profesional. Itu pun setelah berjalan sembilan tahun atau tepatnya pada musim 2003, ketika mereka sukses promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia, level tertinggi kompetisi sepak bola kala itu.
Sejarah panjang itulah yang membuat mantan manajer yang kini menjadi Bupati Lamongan Yuhronur Efendi tidak ingin melihat Persela terpuruk.
“Persela harus tetap eksis, Persela harus tetap menjadi kebanggaan suporter LA Mania, Persela harus tetap jadi kebanggaan warga Lamongan,” ujarnya.
"Persela Lamongan sudah menjadi ikon Kabupaten Lamongan, seluruh warga Lamongan harus punya rasa memiliki terhadap Persela. Selain itu, dengan mengenakan jersey (kostum), atribut, dan baju Persela yang selama ini juga menjadi produk banyak UMKM di Lamongan, diharapkan bisa menjadi pemantik industri kecil tetap eksis di tengah pandemi saat ini. Inilah yang kami tangkap dari imbauan Pak Bupati soal pemakaian jersey Persela selama satu hari," kata Manajer Persela Edy Yunan Achmadi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021