Dua alumnus Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (FBE Ubaya) membagikan pengalamannya saat bekerja di luar negeri ke mahasiswa melalui kegiatan Hybrid Webinar Series, Selasa.

Dua alumnus tersebut adalah Yosaphat Puspo D yang saat ini menjabat sebagai Manager Assurance of PwC Houston, Texas, Amerika Serikat dan Syenny Yu yang bekerja sebagai Head of Corporate Finance & Development Vallianz Holdings Ltd., Singapura.

Yosaphat menceritakan dirinya sempat mengalami culture shock saat pertama kali datang ke AS. Menurut Yosaphat, tantangan berprofesi dan berkarir di luar negeri yaitu harus mampu beradaptasi dengan adanya cultural differences.

Tidak hanya dalam berbahasa, tetapi juga penting untuk memahami budaya di luar negeri.

"Budaya kerja di Indonesia dan luar negeri terutama di AS itu berbeda. Mulai dari cara manage pekerjaan lebih detail dan orangnya secara personal cenderung lebih vokal. Mereka terbiasa untuk mengungkapkan ide atau opininya, meskipun itu masih internship," ucap alumnus Akuntansi Ubaya lulusan tahun 2012.

Perbedaan budaya lain yang dirasakan Yosaphat yaitu adanya separation cut antara waktu bekerja dan waktu personal yang lebih terasa.

Orang-orang di AS menganggap waktu personal itu penting sehingga mereka bisa memilih tanggal di kalender untuk melakukan kegiatan atau hobi yang diinginkan.

Semua anggota tim harus menghormati dengan waktu personal tersebut. Jika di AS, waktu personal ditunjukkan lewat catatan di kalender agar semua orang tahu.

Terakhir Yosaphat menekankan lima important qualities yang perlu diperhatikan dalam berkarir yaitu memiliki adaptability, courage and confidence, perseverance, result briefen and integrity, dan gratitude.

Sementara itu, Syenny Yu yang merupakan alumnus Akuntansi Ubaya tahun 2003 ini mengatakan jika pengalaman berkarir di luar negeri sedikit berbeda dengan Yosaphat yang sudah bekerja di Jakarta dan akhirnya ditransfer ke Texas, AS.

Dengan modal tekad dan percaya diri yang tinggi, Syenny Yu yang berhasil lulus dari Magister Akuntansi Ubaya langsung pindah ke Singapura. Saat itu, dirinya belum memiliki pekerjaan apapun.

Setelah pindah ke luar negeri, Syenny Yu menyadari jika sangat sulit menemukan pekerjaan baru terutama bagi lulusan Indonesia.

"Kompetitor pekerja bukan berasal dari warga asli Singapura saja, tetapi banyak dari negara lain seperti Malaysia, Tiongkok, Amerika dan negara-negara Eropa," ujarnya.

Syenny Yu berpesan meskipun pandemi COVID-19, lulusan Indonesia tidak boleh berkecil hati. Menurutnya pasti masih ada kesempatan untuk berkarir di Singapura.

"Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, mulai dari mencari perusahaan multinasional di Indonesia yang nantinya bisa ditransfer ke perusahaan luar negeri. Atau perbanyak pengalaman dengan bekerja di perusahaan Indonesia beberapa tahun sekaligus mengambil edukasi, gelar, atau sertifikat lain yang diakui di Singapura," katanya.

Ketua Prodi Akuntansi Ubaya, Dedhy Sulistiawan mengungkapkn webinar yang ditampilkan dalam channel youtube "Bukan Cuman Uang" merupakan program baru dari prodi Akuntansi Ubaya.

"Program ini hadir dengan berbagai macam topik menarik seputar dunia akuntansi yang tidak hanya membahas soal uang. Program dikemas dengan konsep hybrid webinar series. Webinar ini terbuka untuk umum secara gratis dan peserta yang mengikuti bisa memperoleh e-certificate di akhir acara," katanya.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021