Minat baca dan literasi masyarakat di Tanah Air dari tahun ke tahun belum juga beranjak dari papan bawah, bahkan UNESCO menyebut Indonesia berada pada urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah.
Data UNESCO tahun 2020 yang dikutip dari berbagai sumber menunjukkan minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, yakni hanya 0,001 persen. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang rajin membaca.
Mobil Kamis Membaca (KaCa) yang digagas Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mulai mengaspal pada 2018 dan Kabupaten Sumenep, Madura, menjadi titik awal perjalanan mobil yang dilengkapi dengan berbagai properti edukasi masyarakat itu, menyusuri berbagai daerah, tak terkecuali desa dan sekolah terpencil di pelosok Nusantara.
Mobil KaCa yang dikelola secara bergantian dari berbagai fakultas itu bertujuan mengedukasi masyarakat sekaligus meningkatkan literasi warga, tak terkecuali siswa-siswi di pelosok yang belum terjangkau perpustakaan, rumah baca yang mampu mendorong peningkatan literasi
Berkaca dari masih rendahnya tingkat literasi masyarakat di Tanah Air, mobil KaCa UMM terus berpacu menelusuri dan tak lelah mengaspal ke setiap ruang di berbagai wilayah, tak hanya sekolah yang menjadi sasaran, lembaga-lembaga nonprofit, seperti panti asuhan, panti jompo hingga Lembaga Pemasyarakatan Masyarakat (Lapas) juga tak lepas dari bidikannya.
Bahkan, Mobil KaCa yang tak hanya bertujuan mengedukasi dan meningkatkan literasi masyarakat itu, juga mengenalkan berbagai permainan tradisional yang secara perlahan mulai ditinggalkan, apalagi generasi milenial yang terus tumbuh lebih tertarik dengan permainan gim berbasis handphone.
Mobil KaCa ini juga kerap menyambangi daerah-daerah terdampak bencana alam di Tanah Air. Tidak hanya di Malang Raya atau Jatim saja, tetapi di seluruh pelosok negeri ini.
Warga binaan
Target Mobil KaCa UMM tak hanya mengunjungi sekolah dan tempat-tempat khusus saja. Sejak mengaspal pertama kali tahun 2018, sudah puluhan tempat disinggahi, bahkan mampu menghadirkan karya-karya spesifik dari berbagai lapisan, tak terkecuali dari warga binaan Lapas Kelas II A Sukun, Kota Malang, yang secara intensif dikunjungi dan diedukasi.
Kegiatan edukasi dan literasi bagi warga binaan Lapas Kelas II Sukun, Kota Malang itu terselenggara melalui kerja sama mahasiswa praktikum kelembagaan program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial UMM.
Kehadiran Mobil KaCa UMM menjadi daya tarik tersendiri bagi warga binaan, seperti kata salah satu dari ratusan warga binaan Lapas Kelas II A Sukun, Yeni Puji Lestari. Separuh dari warga binaan di sini senang membaca. Selain sebagai pengisi kekosongan, juga menjadi sumber informasi.
Ketersediaan buku di perpustakaan Lapas yang terbatas membuat penghuni merasa bosan. Terlebih, buku-buku yang tersedia merupakan terbitan lama dan usang. Kedatangan Mobil KaCa di Lapas ini, cukup mengobati penantian para warga binaan pada buku-buku baru untuk mengikuti perkembangan di dunia luar.
Ada sekitar 456 koleksi buku yang terdiri dari novel, buku keagamaan, ensiklopedi dan lainnya. Bagian belakang mobil juga dilengkapi LED monitor yang dapat menampilkan film edukatif. Tak hanya kegiatan membaca dan menonton saja, mobil pintar ini juga mengajarkan tari dan mengenalkan permainan tradisional.
Selain mengedukasi warga binaan di Lapas Kelas II A Sukun, Mobil KaCa menjadi salah satu alternatif pendidikan bagi anak-anak lewat penayangan film mengingat minimnya tayangan yang kurang mendidik di televisi.
Tak hanya anak-anak yang bersekolah di sekolah-sekolah formal, anak-anak yang menimba ilmu di sekolah nonformal pun berkesempatan belajar dengan media berbeda untuk meningkatkan kapasitas dan memperkaya literasi mereka.
Setiap kali mengaspal, sesi pertama yang dijadwalkan mobil KaCa selalu dimulai dengan mendengarkan dongeng, karena rata-rata anak-anak begitu antusias mendengarkan kisah dari Si Pendongeng.
Suasana kadang menjadi hening seketika, kemudian tiba-tiba pecah disusul dengan gelak tawa. Saking serunya, setelah sesi dongeng berakhir, semuanya meminta didongengi lagi.
Selain dibacakan dongeng, anak-anak diajari permainan tradisional serta disediakan bahan bacaan khusus anak-anak. Tak kalah menarik, kegiatan menonton film juga menarik antusiasme anak-anak. Melalui menonton film, anak-anak dapat belajar dari keteladanan Nabi dan Rasul dengan suasana yang menyenangkan.
Minimnya tayangan yang kurang mendidik di televisi, menjadikan Mobil KaCa sebagai alternatif pendidikan melalui tayangan film.
Untuk sesi permainan tradisional, tim mobil KaCa juga mengenalkan permainan khas dari berbagai daerah di wilayah Nusantara, tak terkecuali dari daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni Rangkuh Alu.
Trauma healing
Setelah bertahun-tahun menelusuri pelosok negeri untuk mengedukasi dan meningkatkan literasi masyarakat serta anak-anak usia sekolah formal maupun yang ada di panti asuhan, Mobil KaCa melebarkan sayapnya menjelajah daerah-daerah yang dilanda bencana alam.
Beberapa daerah yang mengalami musibah bencana alam, seperti tanah longsor, gempa bumi dan banjir menjadi bidikan untuk dibantu pemulihan mental dan trauma masyarakat yang menjadi korban dengan menerjunkan psikolog dan mahasiswa lintas fakultas kampus setempat.
Berbagai agenda yang sudah tersusun satu demi satu dilakoni Mobil KaCa yang sudah menjelajah di sejumlah daerah. Hanya saja, agenda memberikan pemulihan trauma bagi warga yang terdampak musibah bencana alam di Lombok termasuk di luar provinsi terpaksa harus ditunda karena berbagai alasan.
Rencana keberangkatan tim Mobil KaCa ke Lombok (NTB) untuk memberikan pendampingan sekaligus memulihkan psikis dan trauma korban gempa bumi di daerah itu gagal dilaksanakan karena sejumlah alasan.
Gagalnya tim berangkat ke Lombok, bukan berarti tim berhenti memberikan layanan pemulihan trauma dan psikis korban bencana. Tim Mobil KaCa tetap memberikan pendidikan di sejumlah daerah, tak terkecuali di daerah yang dilanda bencana alam, seperti banjir di Nganjuk.
Tim Mobil KaCa tetap mengambil bagian untuk membantu warga, dan baru-baru ini membantu memulihkan trauma warga Nganjuk yang didera musibah banjir dan tanah longsor di Desa Selopuro, Ngetos, Kabupaten Nganjuk yang tidak hanya membawa kerugian secara materi tetapi juga berdampak secara psikologis.
Turunnya Mobil KaCa UMM bekerja sama dengan mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana) untuk melakukan pemulihan trauma bagi anak-anak yang berada di kamp pengungsian. Selain memberikan edukasi, Mobil KaCa juga menghibur anak-anak yang berada di kamp.
Kegiatan pemulihan trauma diawali dengan mengajak anak-anak untuk bermain beberapa permainan, seperti estafet holahoop, moving bola, dan bermain kata.
Setelah itu, anak-anak disuguhkan dengan film-film kartun Islami. Selesai menonton anak-anak dibebaskan untuk membaca buku yang tersedia di Mobil KaCa dan bagi anak-anak yang belum bisa membaca mereka berkumpul untuk mendengarkan dongeng.
“Biasanya anak-anak bermain sendiri. Jarang ada kegiatan bermain bersama, membaca buku, dan menonton film seperti ini. Karena ini saya sangat berterima kasih kepada UMM dan mobil kaca karena telah menghibur dan mengedukasi anak-anak di kamp pengungsian ini,” ujar Eko S, warga sekitar lokasi bencana.
Sekali mendayung
Berbagai kegiatan yang dirancang untuk anak-anak merupakan upaya untuk mengurangi rasa cemas dan khawatir yang dialaminya setelah bencana banjir dan tanah longsor terjadi.
Harapannya kegiatan ini tidak hanya berhenti untuk anak-anak. Mengingat masa pengungsian masih akan lama, diharapkan akan ada program lanjutan untuk remaja dan dewasa.
“Acara yang sudah terlaksana sudah sangat bagus. Diharapkan nanti akan ada program lanjutan. Program pemulihan trauma juga, tapi untuk remaja dan dewasa,” ujar Eko yang juga anggota Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Nganjuk tersebut.
Nurul Hamidah, Koordinator Lapangan Mobil KaCa UMM menyampaikan bahwa ia sempat terkejut dan senang dengan antusiasme anak-anak dalam mengikuti kegiatan Mobil KaCa ini.
“Anak-anak terlihat senang ketika kami memutar film kartun. Lalu ketika sesi baca buku, anak-anak langsung menyerbu dan memilih buku-buku yang mereka sukai untuk dibaca. Bahkan beberapa orang dewasa juga ikut membaca buku,” ujar Mida.
Meski dalam kondisi masih pandemi COVID-19, para relawan tak menyurutkan niatnya membantu mereka yang berkesusahan. Untuk bisa berbaur dan berinteraksi dengan para korban, para relawan menjalani protokol kesehatan secara ketat, bahkan sebelum berbaur para relawan diwajibkan tes cepat antigen dan mengenakan baju alat pelindung diri (APD).
Usai membantu memulihkan trauma dan psikis para korban banjir di Nganjuk, Jawa Timur, Mobil KaCa UMM kembali mengaspal untuk memulihkan trauma dan psikis korban bencana gempa bumi magnitudo 6,1 di wilayah Malang Selatan.
Tak berhenti di Malang Selatan, Mobil KaCa UMM kembali menyusun agenda untuk melakukan hal yang sama di sejumlah wilayah yang dilanda musibah bencana maupun mengunjungi sekolah dan lembaga-lembaga lain untuk meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat secara umum.
Tidak hanya memulihkan trauma dan psikis para korban bencana, Mobil KaCa ini menerapkan motto "Sekali Mendayung dua tiga pulau terlampaui". Harapannya trauma dan psikis korban bencana pulih, literasi mereka juga bisa ditingkatkan, baik melalui bacaan, film, dolanan maupun dongeng.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Data UNESCO tahun 2020 yang dikutip dari berbagai sumber menunjukkan minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, yakni hanya 0,001 persen. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang rajin membaca.
Mobil Kamis Membaca (KaCa) yang digagas Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mulai mengaspal pada 2018 dan Kabupaten Sumenep, Madura, menjadi titik awal perjalanan mobil yang dilengkapi dengan berbagai properti edukasi masyarakat itu, menyusuri berbagai daerah, tak terkecuali desa dan sekolah terpencil di pelosok Nusantara.
Mobil KaCa yang dikelola secara bergantian dari berbagai fakultas itu bertujuan mengedukasi masyarakat sekaligus meningkatkan literasi warga, tak terkecuali siswa-siswi di pelosok yang belum terjangkau perpustakaan, rumah baca yang mampu mendorong peningkatan literasi
Berkaca dari masih rendahnya tingkat literasi masyarakat di Tanah Air, mobil KaCa UMM terus berpacu menelusuri dan tak lelah mengaspal ke setiap ruang di berbagai wilayah, tak hanya sekolah yang menjadi sasaran, lembaga-lembaga nonprofit, seperti panti asuhan, panti jompo hingga Lembaga Pemasyarakatan Masyarakat (Lapas) juga tak lepas dari bidikannya.
Bahkan, Mobil KaCa yang tak hanya bertujuan mengedukasi dan meningkatkan literasi masyarakat itu, juga mengenalkan berbagai permainan tradisional yang secara perlahan mulai ditinggalkan, apalagi generasi milenial yang terus tumbuh lebih tertarik dengan permainan gim berbasis handphone.
Mobil KaCa ini juga kerap menyambangi daerah-daerah terdampak bencana alam di Tanah Air. Tidak hanya di Malang Raya atau Jatim saja, tetapi di seluruh pelosok negeri ini.
Warga binaan
Target Mobil KaCa UMM tak hanya mengunjungi sekolah dan tempat-tempat khusus saja. Sejak mengaspal pertama kali tahun 2018, sudah puluhan tempat disinggahi, bahkan mampu menghadirkan karya-karya spesifik dari berbagai lapisan, tak terkecuali dari warga binaan Lapas Kelas II A Sukun, Kota Malang, yang secara intensif dikunjungi dan diedukasi.
Kegiatan edukasi dan literasi bagi warga binaan Lapas Kelas II Sukun, Kota Malang itu terselenggara melalui kerja sama mahasiswa praktikum kelembagaan program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial UMM.
Kehadiran Mobil KaCa UMM menjadi daya tarik tersendiri bagi warga binaan, seperti kata salah satu dari ratusan warga binaan Lapas Kelas II A Sukun, Yeni Puji Lestari. Separuh dari warga binaan di sini senang membaca. Selain sebagai pengisi kekosongan, juga menjadi sumber informasi.
Ketersediaan buku di perpustakaan Lapas yang terbatas membuat penghuni merasa bosan. Terlebih, buku-buku yang tersedia merupakan terbitan lama dan usang. Kedatangan Mobil KaCa di Lapas ini, cukup mengobati penantian para warga binaan pada buku-buku baru untuk mengikuti perkembangan di dunia luar.
Ada sekitar 456 koleksi buku yang terdiri dari novel, buku keagamaan, ensiklopedi dan lainnya. Bagian belakang mobil juga dilengkapi LED monitor yang dapat menampilkan film edukatif. Tak hanya kegiatan membaca dan menonton saja, mobil pintar ini juga mengajarkan tari dan mengenalkan permainan tradisional.
Selain mengedukasi warga binaan di Lapas Kelas II A Sukun, Mobil KaCa menjadi salah satu alternatif pendidikan bagi anak-anak lewat penayangan film mengingat minimnya tayangan yang kurang mendidik di televisi.
Tak hanya anak-anak yang bersekolah di sekolah-sekolah formal, anak-anak yang menimba ilmu di sekolah nonformal pun berkesempatan belajar dengan media berbeda untuk meningkatkan kapasitas dan memperkaya literasi mereka.
Setiap kali mengaspal, sesi pertama yang dijadwalkan mobil KaCa selalu dimulai dengan mendengarkan dongeng, karena rata-rata anak-anak begitu antusias mendengarkan kisah dari Si Pendongeng.
Suasana kadang menjadi hening seketika, kemudian tiba-tiba pecah disusul dengan gelak tawa. Saking serunya, setelah sesi dongeng berakhir, semuanya meminta didongengi lagi.
Selain dibacakan dongeng, anak-anak diajari permainan tradisional serta disediakan bahan bacaan khusus anak-anak. Tak kalah menarik, kegiatan menonton film juga menarik antusiasme anak-anak. Melalui menonton film, anak-anak dapat belajar dari keteladanan Nabi dan Rasul dengan suasana yang menyenangkan.
Minimnya tayangan yang kurang mendidik di televisi, menjadikan Mobil KaCa sebagai alternatif pendidikan melalui tayangan film.
Untuk sesi permainan tradisional, tim mobil KaCa juga mengenalkan permainan khas dari berbagai daerah di wilayah Nusantara, tak terkecuali dari daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni Rangkuh Alu.
Trauma healing
Setelah bertahun-tahun menelusuri pelosok negeri untuk mengedukasi dan meningkatkan literasi masyarakat serta anak-anak usia sekolah formal maupun yang ada di panti asuhan, Mobil KaCa melebarkan sayapnya menjelajah daerah-daerah yang dilanda bencana alam.
Beberapa daerah yang mengalami musibah bencana alam, seperti tanah longsor, gempa bumi dan banjir menjadi bidikan untuk dibantu pemulihan mental dan trauma masyarakat yang menjadi korban dengan menerjunkan psikolog dan mahasiswa lintas fakultas kampus setempat.
Berbagai agenda yang sudah tersusun satu demi satu dilakoni Mobil KaCa yang sudah menjelajah di sejumlah daerah. Hanya saja, agenda memberikan pemulihan trauma bagi warga yang terdampak musibah bencana alam di Lombok termasuk di luar provinsi terpaksa harus ditunda karena berbagai alasan.
Rencana keberangkatan tim Mobil KaCa ke Lombok (NTB) untuk memberikan pendampingan sekaligus memulihkan psikis dan trauma korban gempa bumi di daerah itu gagal dilaksanakan karena sejumlah alasan.
Gagalnya tim berangkat ke Lombok, bukan berarti tim berhenti memberikan layanan pemulihan trauma dan psikis korban bencana. Tim Mobil KaCa tetap memberikan pendidikan di sejumlah daerah, tak terkecuali di daerah yang dilanda bencana alam, seperti banjir di Nganjuk.
Tim Mobil KaCa tetap mengambil bagian untuk membantu warga, dan baru-baru ini membantu memulihkan trauma warga Nganjuk yang didera musibah banjir dan tanah longsor di Desa Selopuro, Ngetos, Kabupaten Nganjuk yang tidak hanya membawa kerugian secara materi tetapi juga berdampak secara psikologis.
Turunnya Mobil KaCa UMM bekerja sama dengan mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana) untuk melakukan pemulihan trauma bagi anak-anak yang berada di kamp pengungsian. Selain memberikan edukasi, Mobil KaCa juga menghibur anak-anak yang berada di kamp.
Kegiatan pemulihan trauma diawali dengan mengajak anak-anak untuk bermain beberapa permainan, seperti estafet holahoop, moving bola, dan bermain kata.
Setelah itu, anak-anak disuguhkan dengan film-film kartun Islami. Selesai menonton anak-anak dibebaskan untuk membaca buku yang tersedia di Mobil KaCa dan bagi anak-anak yang belum bisa membaca mereka berkumpul untuk mendengarkan dongeng.
“Biasanya anak-anak bermain sendiri. Jarang ada kegiatan bermain bersama, membaca buku, dan menonton film seperti ini. Karena ini saya sangat berterima kasih kepada UMM dan mobil kaca karena telah menghibur dan mengedukasi anak-anak di kamp pengungsian ini,” ujar Eko S, warga sekitar lokasi bencana.
Sekali mendayung
Berbagai kegiatan yang dirancang untuk anak-anak merupakan upaya untuk mengurangi rasa cemas dan khawatir yang dialaminya setelah bencana banjir dan tanah longsor terjadi.
Harapannya kegiatan ini tidak hanya berhenti untuk anak-anak. Mengingat masa pengungsian masih akan lama, diharapkan akan ada program lanjutan untuk remaja dan dewasa.
“Acara yang sudah terlaksana sudah sangat bagus. Diharapkan nanti akan ada program lanjutan. Program pemulihan trauma juga, tapi untuk remaja dan dewasa,” ujar Eko yang juga anggota Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Nganjuk tersebut.
Nurul Hamidah, Koordinator Lapangan Mobil KaCa UMM menyampaikan bahwa ia sempat terkejut dan senang dengan antusiasme anak-anak dalam mengikuti kegiatan Mobil KaCa ini.
“Anak-anak terlihat senang ketika kami memutar film kartun. Lalu ketika sesi baca buku, anak-anak langsung menyerbu dan memilih buku-buku yang mereka sukai untuk dibaca. Bahkan beberapa orang dewasa juga ikut membaca buku,” ujar Mida.
Meski dalam kondisi masih pandemi COVID-19, para relawan tak menyurutkan niatnya membantu mereka yang berkesusahan. Untuk bisa berbaur dan berinteraksi dengan para korban, para relawan menjalani protokol kesehatan secara ketat, bahkan sebelum berbaur para relawan diwajibkan tes cepat antigen dan mengenakan baju alat pelindung diri (APD).
Usai membantu memulihkan trauma dan psikis para korban banjir di Nganjuk, Jawa Timur, Mobil KaCa UMM kembali mengaspal untuk memulihkan trauma dan psikis korban bencana gempa bumi magnitudo 6,1 di wilayah Malang Selatan.
Tak berhenti di Malang Selatan, Mobil KaCa UMM kembali menyusun agenda untuk melakukan hal yang sama di sejumlah wilayah yang dilanda musibah bencana maupun mengunjungi sekolah dan lembaga-lembaga lain untuk meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat secara umum.
Tidak hanya memulihkan trauma dan psikis para korban bencana, Mobil KaCa ini menerapkan motto "Sekali Mendayung dua tiga pulau terlampaui". Harapannya trauma dan psikis korban bencana pulih, literasi mereka juga bisa ditingkatkan, baik melalui bacaan, film, dolanan maupun dongeng.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021