Universitas Airlangga Surabaya menggunakan metode platform inactivated virus dalam mengembangkan vaksin Merah Putih yang saat ini sedang dalam tahap uji preklinis.

"Dari pengumpulan kandidat vaksin yang setidaknya ada delapan platform. Sampai akhirnya mengambil platform classical dan next generation," kata Koordinator Produk Riset COVID-19 Unair Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih di Surabaya, Senin.

"Platform next generation dibagi menjadi dua metode, yakni pepex dan viral vector. Sedangkan platform classical merupakan platform dengan metode inactivated virus. Dari tiga itu yang sampai saat ini berjalan adalah platform inactivated virus," katanya, menambahkan.

Platform-platform tersebut dipakai untuk mendapatkan bagian dari protein struktur COVID-19 yang menjadi antingen yang akan disuntikkan agar tubuh bisa menghasilkan antibodi. 

Untuk platform next generation masih dilakukan penelitiannya hanya sampai tahap preklinis atau untuk antisipasi kebutuhan vaksin lebih lanjut. 

"Tetapi yang inactivated ini sudah lebih dulu berjalan dan disepakati untuk uji klinis. Inactivited ini tidak sembarangan. Meski sering digunakan atau virus dimatikan juga tidak mudah," kata wanita yang juga Wakil Rektor I Unair tersebut.

Prof. Nyoman menyatakan dalam pengembangan vaksin Merah Putih memang perlu terobosan teknologi. 

Lebih lanjut, semua platform vaksin yang dikembangkan tersebut menggunakan strain SARS-CoV-2 Indonesia yang dikumpulkan dari RSUD dr. Soetomo Surabaya, Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), dan Lembaga Penyakit Tropis (ITD) Unair.

"Meskipun mengambil strain dari Surabaya dan sekitarnya, tapi pemilihan strain dilakukan dengan pemilihan strain terbaik. Jadi, meskipun classical teknik, tapi prosesnya tidak sembarangan," ujarnya.

Prof. Nyoman mengakui waktu yang dibutuhkan dalam pengembangan vaksin ini cukup panjang, dimulai dari pemilihan strain hingga uji klinis hingga ke produksi massal.

"Prosesnya selama setahun ini. Kami melakukan tahapan dari pemilihan strain hingga tahap preklinis dan sekarang akan menuju uji klinis untuk mendapat izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)," katanya.
 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021