Pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Hari Fitrianto mendorong Partai Demokrat menunjukkan kinerjanya dekat dengan kalangan milenial, sehingga bisa mendapat tempat khusus, terutama bagi pemilih muda.
"Sudah saatnya Demokrat di Jatim benar-benar melakukan kinerja untuk menunjukkan bahwa partai ini dipimpin kalangan muda atau milenial," ujarnya di Surabaya, Rabu.
Salah satu yang dilakukan, kata dia, penggunaan media sosial sebagai media yang banyak diakses kalangan milenial harus benar-benar dimanfaatkan untuk merangkul kalangan muda.
Sebagaimana tergambar dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Surabaya Survey Centre (SSC) pada pada 5 hingga 25 Maret 2021 di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
Total sebanyak 1.070 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih tiga persen, dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan respondennya dari kalangan milenial dalam setiap kepala keluarga dilakukan dengan bantuan kish grid.
Dalam top of mind pilihan milenial, Demokrat hanya berada di peringkat keempat (4,2 persen) atau di bawah PDI Perjuangan (22,9 persen), PKB (9,5 persen), dan Gerindra (5,8 persen).
Bahkan secara elektabilitas partai, dukungan kaum milenial kepada Demokrat juga kurang bagus, karena berada di posisi empat dengan angka 6,9 persen, atau di bawah PDI Perjuangan (26,7 persen), PKB (16,3 persen), dan Gerindra (9,5 persen).
Dosen FISIP Unair itu juga menyampaikan, salah satu upaya untuk mendongkrak kalangan milenial agar tertarik dengan Demokrat di Jatim adalah melalui ketuanya, Emil Elestianto Dardak yang juga Wakil Gubernur Jatim.
Menurut Hari Fitrianto, kalangan milenial kurang tersosialisasi bahwa Emil Dardak adalah orang nomor satu di Partai Demokrat Jatim meski sebatas Pelaksana Tugas (Plt).
"Mas Emil masih menjaga, ketika dia tampil di ruang publik sebagai Wakil Gubernur, bukan pimpinan partai politik. Kalau ingin meningkatkan elektabilitas Demokrat, tentunya Mas Emil harus mampu menunjukkan dirinya sebagai ketua partai politik," ujar dia menyarankan.
Terlebih, lanjut dia, saat ini juga terjadi kebuntuan komunikasi di kalangan milenial dengan Demokrat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Sudah saatnya Demokrat di Jatim benar-benar melakukan kinerja untuk menunjukkan bahwa partai ini dipimpin kalangan muda atau milenial," ujarnya di Surabaya, Rabu.
Salah satu yang dilakukan, kata dia, penggunaan media sosial sebagai media yang banyak diakses kalangan milenial harus benar-benar dimanfaatkan untuk merangkul kalangan muda.
Sebagaimana tergambar dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Surabaya Survey Centre (SSC) pada pada 5 hingga 25 Maret 2021 di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
Total sebanyak 1.070 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih tiga persen, dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan respondennya dari kalangan milenial dalam setiap kepala keluarga dilakukan dengan bantuan kish grid.
Dalam top of mind pilihan milenial, Demokrat hanya berada di peringkat keempat (4,2 persen) atau di bawah PDI Perjuangan (22,9 persen), PKB (9,5 persen), dan Gerindra (5,8 persen).
Bahkan secara elektabilitas partai, dukungan kaum milenial kepada Demokrat juga kurang bagus, karena berada di posisi empat dengan angka 6,9 persen, atau di bawah PDI Perjuangan (26,7 persen), PKB (16,3 persen), dan Gerindra (9,5 persen).
Dosen FISIP Unair itu juga menyampaikan, salah satu upaya untuk mendongkrak kalangan milenial agar tertarik dengan Demokrat di Jatim adalah melalui ketuanya, Emil Elestianto Dardak yang juga Wakil Gubernur Jatim.
Menurut Hari Fitrianto, kalangan milenial kurang tersosialisasi bahwa Emil Dardak adalah orang nomor satu di Partai Demokrat Jatim meski sebatas Pelaksana Tugas (Plt).
"Mas Emil masih menjaga, ketika dia tampil di ruang publik sebagai Wakil Gubernur, bukan pimpinan partai politik. Kalau ingin meningkatkan elektabilitas Demokrat, tentunya Mas Emil harus mampu menunjukkan dirinya sebagai ketua partai politik," ujar dia menyarankan.
Terlebih, lanjut dia, saat ini juga terjadi kebuntuan komunikasi di kalangan milenial dengan Demokrat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021