Gempa bumi dengan magnitudo 6,7 memicu guncangan sedang hingga kuat di beberapa wilayah Jawa Timur sekitar pukul 14.00 WIB, Sabtu.
Dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Surabaya, terkait dengan parameter gempa, BMKG memutakhirkan parameter gempa magnitudo 6,1 yang berpusat di laut dengan jarak 96 kilometer arah selatan Kepanjen, Kabupaten Malang, dengan kedalaman 80 kilometer.
BPBD Kabupaten Malang juga menginformasikan guncangan dirasakan sedang hingga kuat selama lima detik. Sedangkan di Kota Malang, BPBD melaporkan guncangan selama 12 detik dengan intensitas sedang.
"Hal serupa dirasakan masyarakat Blitar yang merasakan guncangan kuat selama 30 detik. Mereka berhamburan keluar bangunan karena panik. Di kabupaten Lumajang, masyarakat di sana merasakan guncangan selama 20 detik. BPBD memantau masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati.
BNPB telah berkoordinasi dengan beberapa BPBD yang merasakan guncangan gempa, termasuk melakukan pemantauan dan kaji cepat di lapangan untuk memastikan dampak kejadian.
"BNPB terus memonitor pascagempa dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siap siaga dalam mengantisipasi bahaya gempa bumi," ucap dia.
Sementara itu, BMKG melaporkan guncangan gempa bumi dengan parameter MMI sebagai berikut, Turen V MMI yang menggambarkan getaran dirasakan hampir semua penduduk, dan orang banyak terbangun.
Wilayah Karangkates, Malang dan Blitar IV MMI, yakni skala ini menggambarkan bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Selanjutnya, wilayah Kediri, Trenggalek, Jombang III-IV MMI dan Nganjuk, Ponorogo, Madiun, Ngawi, Yogyakarta, Lombok Barat, Mataram, Kuta, Jimbaran, Denpasar III MMI.
Skala III MMI menggambarkan getaran dirasakan nyata dalam rumah, dan terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Sedangkan wilayah lain, Mojokerto, Klaten, Lombok Utara, Sumbawa, Tabanan, Klungkung, Banjarnegara II MMI. Skala II MMI menggambarkan getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno menginformasikan bahwa lokasi episentrum dan kedalaman hiposenter-nya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault,” kata dia melalui siaran pers BMKG.
Prayitno menambahkan bahwa hingga pukul 14.25 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Surabaya, terkait dengan parameter gempa, BMKG memutakhirkan parameter gempa magnitudo 6,1 yang berpusat di laut dengan jarak 96 kilometer arah selatan Kepanjen, Kabupaten Malang, dengan kedalaman 80 kilometer.
BPBD Kabupaten Malang juga menginformasikan guncangan dirasakan sedang hingga kuat selama lima detik. Sedangkan di Kota Malang, BPBD melaporkan guncangan selama 12 detik dengan intensitas sedang.
"Hal serupa dirasakan masyarakat Blitar yang merasakan guncangan kuat selama 30 detik. Mereka berhamburan keluar bangunan karena panik. Di kabupaten Lumajang, masyarakat di sana merasakan guncangan selama 20 detik. BPBD memantau masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati.
BNPB telah berkoordinasi dengan beberapa BPBD yang merasakan guncangan gempa, termasuk melakukan pemantauan dan kaji cepat di lapangan untuk memastikan dampak kejadian.
"BNPB terus memonitor pascagempa dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siap siaga dalam mengantisipasi bahaya gempa bumi," ucap dia.
Sementara itu, BMKG melaporkan guncangan gempa bumi dengan parameter MMI sebagai berikut, Turen V MMI yang menggambarkan getaran dirasakan hampir semua penduduk, dan orang banyak terbangun.
Wilayah Karangkates, Malang dan Blitar IV MMI, yakni skala ini menggambarkan bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Selanjutnya, wilayah Kediri, Trenggalek, Jombang III-IV MMI dan Nganjuk, Ponorogo, Madiun, Ngawi, Yogyakarta, Lombok Barat, Mataram, Kuta, Jimbaran, Denpasar III MMI.
Skala III MMI menggambarkan getaran dirasakan nyata dalam rumah, dan terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Sedangkan wilayah lain, Mojokerto, Klaten, Lombok Utara, Sumbawa, Tabanan, Klungkung, Banjarnegara II MMI. Skala II MMI menggambarkan getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno menginformasikan bahwa lokasi episentrum dan kedalaman hiposenter-nya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault,” kata dia melalui siaran pers BMKG.
Prayitno menambahkan bahwa hingga pukul 14.25 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021