Legislator mengusulkan kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surabaya, Jatim, agar ada pembatasan jumlah siswa yang mengikuti  kegiatan belajar tatap muka yang rencananya akan dimulai pada Juli 2021.

Anggota Komisi D Bidang Pendidikan DPRD Kota Surabaya Badru Tamam di Surabaya, Senin, mengatakan, jumlah siswa perlu dibatasi saat sekolah tatap muka karena masih dalam masa pandemi COVID-19.

"Untuk siswa SD-SMP di Surabaya kalau bisa hanya 50 persen saja jumlah siswa di kelas yang ikut pembelajaran tatap muka. Sementara TK 10-12 siswa saja, PAUD dan anak berkebutuhan khusus cukup hanya 5-6 orang saja di kelas," ujarnya.

Badru menanggapi pernyataan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dengan menyebut jumlah siswa yang akan diterapkan saat sekolah tatap muka di Surabaya sesuai dengan Permendiknas yakni satu kelas itu harus diisi 32 anak.

Namun, lanjut dia, karena ini masa percobaan awal sekolah tatap muka di masa pandemi, seharusnya disitu harus diberi aturan-aturan. Artinya tidak bisa dalam masa saat ini satu kelas diisi penuh seperti masa normal.

"Kami minta ada pembatasan jumlah siswa, sambil kita lihat perkembangannya. Karena program vaksinasi COVID-19 di Surabaya sendiri sudah berjalan, semoga sampai bulan Juli vaksinasi bisa mencapai 70 persen, sehingga pembelajaran tatap muka sudah bisa dilakukan," ujarnya.

Lebih lanjut, Badru mengatakan, selain pembatasan jumlah siswa di ruang kelas, tempat olahraga dan kantin dewan menyarankan agar jangan dibuka dahulu karena tempat olahraga dan kantin umumnya tempat siswa-siswi bergerombol. 

Kedua, kata Badru, harus ada pengawasan dari orang tua siswa seperti, antar-jemput siswa wajib orang tuanya sendiri.  "Jadi harus melibatkan seluruh pihak, peserta didik, pendidik, wali murid, dan masyarakat," katanya.

Selain itu, kata dia, untuk jarak meja harus berjarak 1,5-2 meter saat pembelajaran tatap muka, dan pembelajaran dibagi menjadi beberapa sesi, tidak wajib 6 jam belajar penuh di sekolah karena masih masa pandemi COVID-19.

"Jadi cukup tiga jam dibagi dua jam-dua jam, selebihnya belajar jarak jauh atau daring. Ya kita berdoa saja agar semua rencana bisa berjalan lancar. Kasihan juga anak didik kita lama tidak bertemu guru-guru nya. Terpenting saat tatap muka, protokol kesehatan wajib dilakukan dan jangan sampai diabaikan," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021