Dokter Spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Evi Supriadi, Sp.JP dampak gagal jantung kongestif bisa sangat berbahaya karena dapat memicu kegagalan fungsi organ tubuh lainnya.

"Bahkan hingga henti jantung mendadak yang menyebabkan kematian," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima di Surabaya, Rabu malam.

Gagal Jantung kongestif merupakan kondisi kegagalan jantung ketika memompa pasokan darah yang dibutuhkan tubuh karena adanya kelainan struktur dan fungsi jantung.

Pasien penderita gagal jantung diimbaunya perlu menjalani pengobatan yang berkelanjutan secara tepat untuk menghindari komplikasi.

Alumnus Universitas Padjadjaran Bandung itu menjelaskan, sebenarnya gagal jantung merupakan kumpulan gejala atau syndroma klinis.

"Hal yang biasa dialami oleh pasien adalah mudah lelah, termasuk menaiki anak tangga menjadi cepat lelah," ucapnya.

"Berikutnya mudah sesak, biasanya sehabis mandi pasien tidak merasa sesak kemudian menjadi sesak," kata dr Evi menambahkan.

Sementara itu, dalam beberapa kasus banyak ditemui pasien penyakit jantung tidak hanya pada usia 40 tahun sampai usia lanjut, tapi pada usia middle age yaitu sekitar 30 tahun.

Spesialis jantung asal Siloam Hospitals Jambi menyampaikan jika mengalami gejala awal hingga adanya riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus, maka disarankan dilakukan pemeriksaan ke rumah sakit.

"Dengan mengetahui gejala awal, sepatutnya segera periksakan diri ke dokter agar terhindar dari komplikasi penyakit gagal jantung yang mengganggu kesehatan dan bahkan bisa mengancam nyawa," kata Evi yang juga merupakan salah satu dokter konsultan intervensional untuk tindakan kateterisasi jantung tersebut. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021