Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Selatan meminta pemerintah dalam hal ini aparat keamanan segera mengusut tuntas kejadian ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Gerbang Gereja Katedral Makassar, Minggu pagi.
"Kami meminta aparat mengusut cepat siapa pelaku dan alasannya, siapa-siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini," kata Ketua FKUB Sulsel Prof Rahim Yunus di Makassar, Minggu.
Menurut Prof Rahim, kejadian ini bisa menjadi pintu masuk pihak aparat untuk mencari dalang dari kejadian serupa sekaligus mencegah terjadinya terorisme.
FKUB Sulsel juga mengutuk keras perilaku keji yang dilakukan oleh para oknum tersebut, termasuk ketika alibinya membawa nama agama.
"Tentu saja perlu dikutuk, majelis kerukunan umat beragama mengutuk tindakan keji ini yang merusak orang lain dan ini sangat-sangat terkutuk," katanya.
Prof Rahim mengatakan dilihat dari sudut mana saja, semua agama tidak membenarkan hal ini, dan semua mengharapkan perdamaian dan persatuan dan kerukunan. Meski berbeda-beda sesuai ajaran agama, tetapi tetap satu di Indonesia ini.
"Tentu saja kami dari FKUB memiliki beragam program untuk mencegah hadirnya orang-orang yang berniat seperti ini, dan tentu kita harus ambil langkah-langkah pencegahannya," ujar dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Kami meminta aparat mengusut cepat siapa pelaku dan alasannya, siapa-siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini," kata Ketua FKUB Sulsel Prof Rahim Yunus di Makassar, Minggu.
Menurut Prof Rahim, kejadian ini bisa menjadi pintu masuk pihak aparat untuk mencari dalang dari kejadian serupa sekaligus mencegah terjadinya terorisme.
FKUB Sulsel juga mengutuk keras perilaku keji yang dilakukan oleh para oknum tersebut, termasuk ketika alibinya membawa nama agama.
"Tentu saja perlu dikutuk, majelis kerukunan umat beragama mengutuk tindakan keji ini yang merusak orang lain dan ini sangat-sangat terkutuk," katanya.
Prof Rahim mengatakan dilihat dari sudut mana saja, semua agama tidak membenarkan hal ini, dan semua mengharapkan perdamaian dan persatuan dan kerukunan. Meski berbeda-beda sesuai ajaran agama, tetapi tetap satu di Indonesia ini.
"Tentu saja kami dari FKUB memiliki beragam program untuk mencegah hadirnya orang-orang yang berniat seperti ini, dan tentu kita harus ambil langkah-langkah pencegahannya," ujar dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021