Pemerintah Indonesia melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan telah menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) sejak tahun 2014. 

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bahwa tujuan dari jaminan kesehatan tersebut untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak diberikan kepada semua orang yang telah membayar iuran atau bahkan yang iurannya dibayar oleh Pemerintah.

Endang Wahyu Lestari, seorang ibu rumah tangga yang dulunya bekerja di Perusahaan Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan ditugaskan di Aceh, adalah salah satu peserta JKN-KIS yang merasakan betapa jaminan kesehatan tersebut sangatlah membantu bagi orang-orang yang membutuhan.

"Saya pribadi bersyukur tidak pernah sakit yang benar-benar harus mendapatkan pengobatan yang serius. Kemarin pakai JKN-KIS untuk pelayanan kacamata saja. Itupun prosesnya lancar dan yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan sudah sesuai dengan apa yang menjadi hak kelas saya," ujar Endang.

Endang tak hanya menceritakan pengalamannya ketika memanfaatkan program JKN-KIS, tapi ia juga bercerita tentang ayah dan saudaranya yang kala itu sakit dan harus menjalani pengobatan hingga akhirnya dinyatakan sembuh.

"Bukan hanya saya yang merasakan betapa besar manfaat jaminan kesehatan ini. Keluarga saya pun juga menggunakan JKN-KIS. Dan dari situlah saya membuktikan sendiri bagaimana JKN-KIS benar-benar sangat membantu kami sekeluarga," tambahnya.

Dari pengalaman tersebut, perempuan 54 tahun tersebut juga menyadari bahwa prinsip gotong royong yang diusung program JKN-KIS memanglah nyata saling membantu antarsatu peserta dengan peserta yang lain. Oleh karena itu, ia tidak pernah lupa untuk tertib membayar iuran setiap bulannya, meskipun Endang sendiri bisa dikatakan sangat jarang menggunakan kartu JKN-KIS untuk berobat ke fasilitas kesehatan.

"Bisa dicek saya tiap bulan selalu bayar iuran. Masyarakat seharusnya menyadari akan hal ini. Kita bisa saling membantu dengan membayar iuran. Bersyukurlah kalau kita sehat, bukan justru menyesal karena sudah membayar tapi tidak menggunakan. Itu artinya kita masih diberikan kesehatan," kata Endang.

Di akhir perbincangannya, Endang berharap semua pihak dapat menyadari dan melaksanakan kewajiban masing-masing, sehingga program jaminan kesehatan ini dapat terus ada di tengah masyarakat Indonesia. (*)

 

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021