Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan ada sekitar 5.135 siswa lulusan sekolah dasar atau SD yang terancam tidak tertampung masuk SMP negeri/swasta di wilayah setempat menjelang tahun ajaran baru 2021/2022.

"Ada dua kemungkinan untuk mengatasi persoalan itu. Pertama, dengan mengajukan ke kementerian untuk tambah kelas atau kedua dengan menambah jumlah siswa dalam setiap kelasnya," kata Eri Cahyadi saat memberikan pengarahan kepada seluruh kepala SMP negeri dan swasta di Balai Kota Surabaya, Rabu.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota Surabaya, jumlah lulusan SD/MI sebanyak 46.575 siswa. Dari angka tersebut, daya tampung SMP swasta dan MTs sejumlah 23.232 siswa dan SMP negeri berjumlah 18.208 siswa yang terdiri dari 569 rombongan belajar. Dengan begitu, ada selisihnya 5.135 siswa.

Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah per rombongan belajar (kelas) sebanyak 32 siswa.

"Jangan sampai ada anak yang tidak sekolah. Maka itu, menjadi tugas kami di pemerintah kota karena pendidikan untuk kepentingan anak bangsa," ujarnya.

Selain itu, Eri meminta agar semua sekolah saling berkolaborasi dan menyatu tanpa ada persaingan antar sekolah demi kesejahteraan guru. Ia mencontohkan, ketika guru di sekolah A hanya mengajar selama tiga jam dalam sehari, setelah itu guru tersebut dapat bergeser ke sekolah lain untuk mengajar atau istilahnya sharing (berbagi) guru.

"Dari situlah gaji yang diperoleh guru pun sesuai dengan UMK," katanya.

Selama ini, lanjut dia, yang terjadi setiap sekolah mengundang guru yang berbeda. Jadi harus saling kerja sama atau kolaborasi. 

"Saya selalu bilang kebersamaan, gotong royong kelapangan hati kita untuk tidak menjadi yang nomor satu terus," ujarnya.

Termasuk bagi pelajar yang berkebutuhan khusus atau sekolah inklusi. Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan akan memberikan tambahan guru pendidik serta pelayanan yang lebih. Sebab menurutnya, kebutuhan pelajar tersebut juga berbeda dibandingkan dengan siswa-siswi pada umumnya.

"Pelayanan kita harus lebih dari sekolah biasa, karena kita tahu kebutuhan mereka juga lebih. Sehingga, pemerintah harus hadir di sana. Kota ini harus ramah dengan yang berkebutuhan khusus," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Supomo menambahkan pihaknya bakal mengajukan kepada Kemendikbud untuk menambah jumlah siswa dalam satu rombongan belajar.

"Dispendik akan mengajukan kepada kementerian untuk menambah jumlah anak yang berada dalam satu rombel. Supaya angka itu bisa tertampung," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021